Biografi Kepala Bareskrim Komjen Anang Iskandar Pengganti Budi Waseso

Siapa Pengganti KaBareskrim Polri Pengganti Budi Waseso ?

Profil dan Biografi Anang Iskandar

Komjen Budi Waseso, yang akrab disapa Buwas, kabarnya akan digantikan oleh Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Anang Iskandar
Anang Iskandar
Kepala Badan Narkotika Nasional RI
Informasi pribadi
Lahir 18 Mei 1958 (umur 57)
Bendera Indonesia Mojokerto, Jawa Timur
Alma mater Akademi Kepolisian (1982)
(S.H.) - Universitas Pancasila, Jakarta
(M.H.) - Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya
(Dr.) - Universitas Trisakti, Jakarta
Agama Islam
Dinas militer
Pengabdian  Indonesia
Dinas/cabang Logo BNN.png Badan Narkotika Nasional
Masa dinas 1982 – Sekarang
Pangkat Komisaris Jenderal Polisi
Unit Reserse
Komjen Pol. Dr. Anang Iskandar, S.H., M.H. (lahir di Mojokerto, Jawa Timur, 18 Mei 1958; umur 57 tahun) adalah tokoh kepolisian Indonesia dan perwira tinggi aktif. Saat ini Anang Iskandar adalah Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN).
Hanya dua bulan menjabat orang nomor satu di Akpol, Anang kembali dimutasi, dan kini dipromosikan sebagai Kepala Badan Narkotika Nasional menggantikan Komjen Pol. Gories Mere.
*Gelar Doktor Ilmu Hukum dari Universitas Trisakti

Riwayat Jabatan

  • Wakapolsek Denpasar Kota
  • Kapolsek Denpasar Selatan
  • Kapolsek Kuta Bali
  • Dan KP3 BIA Ngurah Rai Bali
  • Kasat Serse Tangerang Polda Metro Jaya
  • Kapolsek Metro Pancoran Jakarta Selatan
  • Kanit VC Sat Serse Umum Dit Serse Polda Metro Jaya
  • Paban Muda Binkar Spers ABRI
  • Sesdit Bimas Polda Bengkulu
  • Paban Madya Binkar Spers ABRI
  • Kapolres Blitar Polda Jawa Timur
  • Kapolres Kediri Polda Jawa Timur
  • Ka SPN Mojokerto Polda Jawa Timur
  • Ka SPN Lido Polda Metro Jaya
  • Kapolres Metro Jakarta Timur
  • Kapolwiltabes Surabaya Polda Jawa Timur
  • Kapus Cegah Lakhar BNN
  • Dir Advokasi Deputi Cegah BNN
  • Kapolda Jambi (2011)
  • Kadiv Humas Polri (2012)
  • Gubernur Akpol (2012)
  • Kepala BNN (2012)

Profil dan Biografi Alexander Marwata


Alexander Marwata adalah calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)adalah seorang Hakim ad hoc Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta.Dia alumnus Fakultas Hukum Universitas Indonesia.
Alexander Marwata,
Foto Alexander Marwata
Alexander Marwata, capim KPK (tribun)
Alexander sempat menjadi sorotan dalam seleksi calon pimpinan (capim) jilid IV kali ini.Pasalnya, Alexender beberapa kali memiliki pendapat berbeda atau dissenting opinion saat memvonis terdakwa tindak pidana korupsi alias koruptor.
Apalagi menurutnya, dalam perkara korupsi yang ia tangani, banyak surat dakwaan yang terkesan disusun asal-asalan. Ia menilai para penyidik seakan hanya kejar setoran.
“Kalau dakwaan dibuat asal-asalan dengan pembuktian tidak profesional, terus nanti hakimnya ada mindset, seolah KPK tidak pernah salah, itu menurut saya justru jadi bumerang,” ujarnya.
Namun Plt Wakil Ketua KPK Indriyanto Seno Aji menyebut bahwa kritikan Alexander wajar saja. Menurut Indriyanto, hakim ad hoc harus lebih beradaptasi dalam hal masalah dakwaan dan putusan.
“Jadi kritikannya adalah wajar terhadap ketidakpahamannya atau kompleksitas bentuk-bentuk surat dakwaan,” imbuh Indriyanto.
Menurut Alex, pengalamannya selama 4 tahun sebagai hakim Tipikor dan sekitar 20 tahun sebagai auditor sangat berharga jika ia nanti terpilih sebagai pimpinan KPK.

Profil dan Biografi Surya Chandra Capim KPK


Penasehat Senior, Tata Pemerintahan Keadilan dan (Hukum) Lingkungan


Sebelum bergabung dengan Kemitraan, Laode Muhamad Syarif merupakan Spesialis Pendidikan dan Pelatihan pada Proyek Pengendalian Korupsi Indonesia yang didanai oleh USAID. Selain mengajar di Fakultas Hukum di Universitas Hasanuddin di Makassar, ia juga perancang kurikulum dan pelatih utama dari Kode Etik Hakim dan Pelatihan Hukum Lingkungan Hidup di Mahkamah Agung Republik Indonesia.
 
Syarif juga merupakan anggota aktif dari Akademi Hukum Lingkungan IUCN dan salah satu anggota komite IUCN dalam bidang pengajaran dan pengembangan kapasitas. Selama 10 tahun terakhir ia telah terlibat dalam berbagai proyek penelitian serta menerbitkan dua buku dan beberapa artikel dan makalah konferensi dengan topik mulai dari polusi udara, perubahan iklim, kehutanan, perikanan, dan isu-isu keanekaragaman hayati. Dia memiliki gelar sarjana hukum dari Universitas Hasanuddin, LL.M dari Queensland University of Technology, Brisbane, dan Ph.D dalam hukum lingkungan hidup internasional dari Universitas of Sydney.
 
Walaupun hukum lingkungan hidup merupakan gairah utamanya, ia memiliki pengalaman luas dalam reformasi peradilan dan isu-isu yang berkaitan dengan korupsi di Indonesia.

Pendidikan Surya Chandra

 
Surya Tjandra
LLM
  • S1-Fakultas Hukum Universitas Indonesia Depok.
  • S2-Master of Laws the University of Warwick, UK.

Metode Penelitian Hukum, Hukum Perburuhan

Biografi dan Profil Surya Chandra Capim KPK, Ahok: Dia Aktivis Hidupnya Pas-pasan

Ahok mengenal Surya sebagai sosok pembela pekerja dalam memenuhi kesejahteraan

 Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) senang Direktur Trade Union Rights Centre yang juga dosen hukum Unika Atmajaya Surya Chandra lolos ke delapan calon pimpinan KPK.
"Ya minimal yang aku rekomendasi masuk akal. Saya belum ngomong saja (ke Surya), aku belum kontak dia, ada berapa SMS yang masuk aku belum lihat," kata Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (1/9/2015).
Ahok mengenal Surya sebagai sosok pembela pekerja dalam memenuhi kesejahteraan. Menurut Ahok, Surya merupakan orang yang konsisten membela rakyat kecil.
"Dia konsisten bela buruh, bela BPJS, terus dia aktivis hidupnya pas-pasan, dan sudah lama jadi aktivis masih naik (mobil) Suzuki Jimny yang tua, padahal aktivis yang lain udah naik Alphard," kata Ahok.
Hari ini, delapan nama calon pimpinan KPK diserahkan pansel ke Presiden Joko Widodo. Mereka dibagi menjadi empat) kategori, yang berkaitan dengan pencegahan; penindakan; manajemen; dan yang berkaitan dengan supervisi, koordinasi, dan monitoring.
Pertama yang berkaitan dengan pencegahan: Saut Situmorang, ini Staf Ahli Kepala BIN; dan Surya Chandra, ini Direktur Trade Union Rights Centre dan Dosen Fakultas Hukum Unika Atmajaya.
Kedua yang berkaitan dengan penindakan: Alexander Marwatta, Hakim Adhoc Tipikor Pengadilan Negeri Jakarta Pusat; dan Basaria Panjaitan, Widyaiswara Madya Sespimti Polri.
Ketiga yang berkaitan dengan manajemen: Agus Rahardjo, mantan Kepala LKPP (Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang atau Jasa Pemerintah); dan Sujanarko, Direktur Pembinaan Jaringan Kerjasama Antar Komisi dan Instansi KPK.
Keempat yang berkaitan dengan Supervisi, Koordinasi, dan Monitoring: Johan Budi Sapto Pribowo, Plt Pimpinan KPK; dan Laode Muhamad Syarif, Rektor Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin dan Senior Adviser Partnership for Governance Reform in Indonesia.

Daftar Nama dan Profil dan Biografi Delapan Calon Ketua KPK 2015

Harta Kekayaan Saut Situmorang sudah CLEAR !!!.

Ketua Pansel Pimpinan KPK Destry Damayanti (kedua kanan) bersama anggota Pansel Natalia Subagyo (kiri), Yenti Garnasih (kedua kiri), Supra Wimbarti (kanan) memberikan keterangan pers di sela proses seleksi tahap ketiga calon Pimpinan KPK di Jakarta, 27 Juli 2015. TEMPO/IQBAL ICHSAN
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Tim Panitia Seleksi Calon Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi, Destry Damayanti, menjamin timnya sudah memperjelas aliran dan sumber harta dari salah satu calon pimpinan KPK yang diajukan ke presiden, Saut Situmorang.

"Itu kan semuanya ada klarifikasinya. Jadi kami bisa klarifikasi, ada justifikasinya. Jadi sejauh ini tidak ada masalah," kata Destry di Istana Merdeka, Selasa, 1 September 2015. Destry menolak menjelaskan justifikasi tim Panitia Seleksi mengenai harta Saut. "Kami tidak memberi justifikasinya ke publik."

Destry memastikan masalah harta Saut Situmorang sudah beres. Menurut dia, kalau sudah masuk delapan besar artinya seluruh tahapan sudah dilewati termasuk masukan dari Polri, Kejaksaan Agung, ICW, dan PPATK. Dari seluruh tahapan, Saut juga sudah memenuhi syarat. "Kalau sudah masuk delapan ya artinya sudah clear," kata Destry.

Rekomendasi delapan nama yang disampaikan ke presiden dibagi menjadi empat kategori. Pertama kategori pencegahan yang terdiri dari Saut situmorang dan Surya Chandra, kategori penindakan yang terdiri dari Alexander Marwata dan Basariah Panjaitan. Selanjutnya kategori manajemen, Agus Rahardjo dan Sujanarko. Terakhir, kategori supervisi dan pengawasan, Johan Budi Sapto Pribowo dan Laode Muhammad Syarif.

Dalam tahapan wawancara, Panitia Seleksi sempat menduga perusahaan milik Saut sebagai tempat pencucian uang. Tim Panitia Seleksi mengaku mendapat laporan soal pencucian uang di perusahaan yang bernama PT Indonesia Cipta Investama. Selain itu, ia juga dipermasalahkan karena memiliki kendaraan mewah Jeep Rubicon. Saut juga disebut tak mau membayar pajak mobil mewah itu.

ANANDA TERESIA

Profil dan Biografi Thony Saut Situmorang

Thony Saut Situmorang
Foto Thony Saut Situmorang
Badan Intelijen Negara atau BIN ada di mana-mana. Hal ini sesuai dengan filosofi BIN, yaitu jika ada sebuah pintu, ada angin di sana, maka di sana ada BIN. Hal itu dikemukakan calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK, Saut Situmorang, yang selain bertugas di BIN juga menjadi dosen di Universitas Indonesia.

Profil dan Biografi Thony Saut Situmorang 

Profesi Thony Saut Situmorang

Pejabat BIN
Pengamat dan Dosen Intelijen UI

Usia Thony Saut Situmorang 

 56 tahun ( 20 Feb 1959 )
Thony Saut Situmorang Tambahkan untuk dibandingkan
Pejabat BIN, Pengamat dan Dosen Intelijen UI
56 tahun ( 20 Feb 1959 )

Sumber: http://www.tokohindonesia.com/tokoh/article/283-direktori/2210-thony-saut-situmorang
Copyright © tokohindonesia.com
Thony Saut Situmorang Tambahkan untuk dibandingkan
Pejabat BIN, Pengamat dan Dosen Intelijen UI
56 tahun ( 20 Feb 1959 )

Sumber: http://www.tokohindonesia.com/tokoh/article/283-direktori/2210-thony-saut-situmorang
Copyright © tokohindonesia.com
Thony Saut Situmorang Tambahkan untuk dibandingkan
Pejabat BIN, Pengamat dan Dosen Intelijen UI
56 tahun ( 20 Feb 1959 )

Sumber: http://www.tokohindonesia.com/tokoh/article/283-direktori/2210-thony-saut-situmorang
Copyright © tokohindonesia.com

Puan: Kalau Saya Bicara, Menteri-menteri di Bawah Nggak Bisa Bicara

Menteri Puan Maharani menanggapi tentang kebiasaannya hemat bicara, dan menteri yang satu ini biasanya hanya bicara sesuai dengan kementerian yang dipimpinnya.
  


RMOL. Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Puan Maharani, membeberkan alasan kebiasaan dirinya irit bicara. Bukan karena terbebani masa lalu atau dirinya tidak tahu apa-apa, namun karena Puan mau bicara hal-hal yang penting saja.

"Ada yang bilang mungkin Mbak Puan beban psikologis karena masa O‎rde Baru atau peristiwa 27 Juli sehingga sulit bicara. Bukan. Saat waktunya bicara saya akan bicara," jelas Puan saat membuka Show & Contest Batu Nusantara di Intermark Mixed Used Development, BSD, Tangerang Selatan, Kamis (27/8).

Di posisinya sebagai Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Puan juga sedikit ngerem bicara. Hal itu dilakukan agar Kementerian yang berada di bawah koordinasinya lebih aktif bicara masalah masing-masing.

"Kalau saya ngomong, temen-temen di bawah nggak bisa ngomong," imbuh Puan dalam acara yang digelar Rakyat Merdeka tersebut.

Saat ini Puan juga tidak mau banyak bicara soal politik. Alasannya, dia sedang berusaha mentransformasikan diri dari politisi ke Menko yang profesional. Maka, hanya pertanyaan-pernyataan seputar Kemenko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan yang akan dia jawab.

Untuk urusan politik, sebagai petinggi PDIP, Puan mengaku memang sangat dekat dengan Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla. Tapi dirinya tidak mau membeberkan persoalan politik yang terjadi.

"Saya bukan jubir Presiden ataupun jubir Wapres. Ini mungkin sedikit menyimpang, tapi mumpung di Rakyat Merdeka saat bicara ini," ucapnya.

Sejumlah pejabat hadir di acara itu. Selain Puan ada juga Ketua DPR Setya Novanto, Menteri Perindustrian Saleh Husein, Menteri Koperasi dan UKM AAGN Puspayoga, Gubernur Banten Rano Karno, Walikota Tangerang Selatan Airin Rachmi Dainy, dan Bupati Lebak Iti Jayabaya.

Ketua Umum Hanura yang juga Ketua Dewan Pembina Asosiasi Batu Mulia Indonesia Wiranto juga hadir. Mendagri Tjahjo Kumolo bahkan datang untuk memamerkan batu koleksi miliknya di pameran itu, sayang tak ikut dalam pembukaan. [zul]
Copyright 2011. All rights reserved.
artist photos