Profil dan Biografi Alexander Marwata


Alexander Marwata adalah calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)adalah seorang Hakim ad hoc Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta.Dia alumnus Fakultas Hukum Universitas Indonesia.
Alexander Marwata,
Foto Alexander Marwata
Alexander Marwata, capim KPK (tribun)
Alexander sempat menjadi sorotan dalam seleksi calon pimpinan (capim) jilid IV kali ini.Pasalnya, Alexender beberapa kali memiliki pendapat berbeda atau dissenting opinion saat memvonis terdakwa tindak pidana korupsi alias koruptor.
Apalagi menurutnya, dalam perkara korupsi yang ia tangani, banyak surat dakwaan yang terkesan disusun asal-asalan. Ia menilai para penyidik seakan hanya kejar setoran.
“Kalau dakwaan dibuat asal-asalan dengan pembuktian tidak profesional, terus nanti hakimnya ada mindset, seolah KPK tidak pernah salah, itu menurut saya justru jadi bumerang,” ujarnya.
Namun Plt Wakil Ketua KPK Indriyanto Seno Aji menyebut bahwa kritikan Alexander wajar saja. Menurut Indriyanto, hakim ad hoc harus lebih beradaptasi dalam hal masalah dakwaan dan putusan.
“Jadi kritikannya adalah wajar terhadap ketidakpahamannya atau kompleksitas bentuk-bentuk surat dakwaan,” imbuh Indriyanto.
Menurut Alex, pengalamannya selama 4 tahun sebagai hakim Tipikor dan sekitar 20 tahun sebagai auditor sangat berharga jika ia nanti terpilih sebagai pimpinan KPK.

Profil dan Biografi Rini Mariani Soemarno, Menteri Negara BUMN

Profil dan Biografi Rini Mariani Soemarno, Menteri Negara BUMN

Foto Menteri Negara BUMN, Rini Mariani Soemarno Soewandi
 Rini Mariani Soemarno Soewandi (lahir di Maryland, Amerika Serikat, 9 Juni 1958; umur 56 tahun) adalah Menteri Perindustrian dan Perdagangan pada Kabinet Gotong Royong. Sarjana Ekonomi lulusan 1981 dari Wellesley College, Massachusetts, Amerika Serikat ini adalah termasuk salah seorang menteri yang diangkat dari kalangan profesional. Pada 26 Oktober 2014, ia dipilih menjadi Menteri Badan Usaha Milik Negara dalam Kabinet periode 2014-2019 oleh Presiden Jokowi[1].
Karier

    2008-...: Komisaris Aora TV
    2001-2005:Presiden Direktur PT Kanzen Motor Indonesia
    2001-2004: Menteri Perindustrian dan Perdagangan Kabinet Gotong Royong
    2000-2001: Presiden Direktur PT Semesta Citra Motorindo
    1998-2000: Presiden Direktur PT Astra Internasional
    1990-1998: Direktur Keuangan Astra Internasional
    2000: Presiden Komisaris PT Semesta Citra Motorindo
    2000: Komisaris PT Agrakom
    1999: Presiden Komisaris PT Astra Agro Lestari
    1998: Staf Ahli Departemen Keuangan Republik Indonesia
    1998: Wakil Ketua Badan Penyehatan Perbankan Nasional
    1995: Komisaris PT Astra Agro Lestari
    1995: Komisaris Bursa Efek Jakarta
    1993: Wakil Presiden Komisaris PT United Tractors
    1990: Komisaris Bank Universal
    1989: General Manager Finance Division, PT Astra International

Penghargaan

    Pemimpin Puncak Terpuji 1995 dari Majalah Swa Sembada (1995)

Profil dan Biografi Yuddy Chrisnandi, Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Profil dan Biografi Yuddy Chrisnandi, Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Foto yuddi Chrisnandi


BIODATA :

  • Tanggal lahir : 29 Mei 1968
    Tempat lahir  : Bandung
 
YUDDY Chrisnandy adalah seorang politisi yang mengawali karier politik di Partai Golongan Karya (Golkar).  Pada 2004, Yuddy dipercaya untuk memegang posisi sebagai Ketua Departemen Organisasi, Keanggotaan dan Kaderisasi DPP Partai Golkar untuk periode 2004-2009. Bahkan ia sempat masuk kedalam jajaran Calon Ketua Umum Partai Golkar pada 2009.

Namun karier politiknya di Partai Golkar tak berlanjut semenjak ia tak berhasil menjadi Ketua Umum Partai Golkar. Ia pun berlabuh ke Partai baru besutan Wiranto, Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura). Di partai barunya ini, Yuddy mendapat tempat yang istimewa. Ia masuk ke dalam jajaran pimpinan teratas Partai Hanura dengan terpilihnya Yuddy sebagai Ketua DPP (Dewan Pimpinan Pusat) Partai Hanura. Ia juga dipercaya memegang jabatan strategis yakni sebagai Ketua Bidang Pemenangan Pemilu (BAPPILU) untuk periode 2010-2015. Namun karier politik Yuddy kembali harus terganjal semenjak kehadiran Hary Tanoesoedibjo di Partai Hanura. Yudddy harus merelakan jabatan Ketua Bidang Pemenangan Pemilu (Bapilu) kepada Hary Tanoe.

Sebelum terjun kedunia politik, pria yang lahir di Bandung pada 29 Mei 1968 ini, adalah seorang akademisi yang tercatat sebagai Dosen di beberapa perguruan tinggi. Ia pernah mengajar di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Satya Darma Singaraja, Bali. Kemudian ia juga sempat mengajar di STIE Latifah Al Mubarokah, Suryalaya Tasik Malaya, Dosen FE-Jurusan Manajemen, Universitas Trisakti, 1997-2001, Dosen PPS-Studi Ilmu Politik FISIP, Universitas Indonesia pada  2005, dan hingga kini ia tercatat sebagai pengajar tetap di Fakultas Ekonomi Universitas Nasional, Jakarta.

PENGALAMAN KERJA

1. Komisaris Utama PT Time Line Visual,2011-
2. Komisaris PT Anugerah Bumi Cirebon, 2011-
3. Founder The FIRST (Future of Indonesia Research Studies), konsultan bisnis&Politik, 2010-
4. Anggota DPR RI Komisi I, Periode 2004-2009
5. Dosen Kehormatan/ Dewan penyantun STIE Satya Darma Singaraja – Bali
6. Dosen /Dewan Pendiri Program S2 STIE-Latifah Al Mubarokah, Suryalaya Tasik Malaya
7. Dosen PPS-Studi Ilmu Politik Fisip-Universitas Indonesia, 2005
8. Personal Consultant Strategic Public Relation- Smart Communication Network, 1999-2004
9. Staf Khusus Wakil Presiden-RI Bidang Politik/Keamanan, 2001-2002
10. Dosen FE-Jurusan Manajemen, Universitas Trisakti, 1997-2001
11. Penasehat Ahli Kapolri Bidang Politik dan Kepemudaan, 1999-2001
12. Komisaris Utama PT Prakarsa Ciptabhakti Utama, 2000-2001
13. Direktur Utama PT Khatulistiwa Utama Abadi, 1998-2000
14. Direktur Utama PT Prakarsa Ciptabhakti Utama, 1998-2000

PENGALAMAN ORGANISASI   

1. Ketua Bidang Pemengan Pemilu/BAPPILU DPP Partai HANURA 2010-2015
2. Ketua Harian PB LEMKARI 2011-2016
3. Ketua Dewan Penasehat Gentra-Sunda 2011-2016
4. Ketua Ormas DPP MKGR, 2005-2010
5. Ketua PMN-KAHMI, Bid.Luar Negeri 2007-2010
6. Ketua Departemen Organisasi, Keanggotaan dan Kaderisasi DPP Partai Golkar, 2004-2009/ Calon Ketua Umum Partai Golkar 2009.
7. Pengurus DPP Partai Golkar, Dept Hukum dan Perundangan, 2001-2004
8. Pengurus DPP Partai Golkar, Dept.Pemuda, 1998-2001
9. Tim Sukses Capres Partai Golkar, Bidang Operasi, 2004
10. Panitia Konvensi Nasional Capres Partai Golkar, 2004.
11. Majelis Pakar, Pimpinan Majelis Nasional KAHMI, 2003-2007
12. Ketua Bidang Litbang Lemkari (Lembaga Karate-Do Indonesia), 2002- 2005/2005-2010

Profil dan Biografi Marwan Ja'far, Menteri Pembangunan Desa Tertinggal dan Transmigrasi

Profil dan Biografi Marwan Ja'far, Menteri Pembangunan Desa Tertinggal dan Transmigrasi

Foto Marwan Ja'far
H. Marwan Jafar, SE, SH, BBA (lahir di Pati, Jawa Tengah, 12 Maret 1971; umur 43 tahun) adalah anggota DPR RI dari PKB mewakili Jawa Tengah. Marwan Jafar ditugaskan di Komisi V DPR RI yang menangani Kementerian Pekerjaan Umum Indonesia, Kementerian Perumahan Rakyat Indonesia, Kementerian Perhubungan Indonesia dan Badan SAR Nasional. Marwan Ja'far merupakan Ketua Fraksi PKB DPR 2009-2014. Sebelumnya dia menjabat sebagai sekretaris fraksi partai PKB. Dia juga pernah menjadi Wakil Ketua Lembaga Perekonomian PBNU. Ketika itu, dia kerap menuangkan gagasan cemerlang tentang pemberdayaan ekonomi kerakyatan. Dengan berbagai pertimbangan tersebut, Persatuan Santri Ahlusunnah Wal Jama'ah (PSAJ) yang merupakan organisasi sayap PKB siap menyampaikan rumusan Muskerwil ke DPW PKB Jateng dan DPP PKB. Marwan merupakan anggota DPR yang vokal saat memperjuangkan produk-produk kebijakan yang bersinggungan langsung dengan kepentingan warga NU. Maka dia dijagokan menjadi calon gubernur Jateng 2013. Dia dianggap sebagai sosok yang layak karena merupakan kader pesantren dan Nahdlatul Ulama (NU). Selain itu, Marwan yang juga mantan Ketua Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) ini tergolong loyal dan komitmen terhadap perjuangan pesantren dan NU.

Pendidikan

    S1 Hukum Universitas Islam Indonesia Yogyakarta (1991-1998)
    S1 Ekonomi Universitas Gajayana Malang (1993-1998)
    IMBI Yogyakarta Program BBA (1992-1995)
    S2 Universitas Kebangsaan Malaysia Program Pascasarjana Hukum Tesis (2008)

Karier

    Anggota DPR-RI periode 2014-2019
    Anggota DPR-RI periode 2009-2014
    Anggota DPR-RI periode 2004-2009
    Komisaris PT. Wahana Sarana Jati (2004-sekarang)
    Direktur PT. Wahana Sarana Jati (2000-2004)
    Marwan & Sidabutar Partners Law Firm sebagai Senior Partners (2003)
    Marketing Manager PT. Sentra Mekanindo (1999-2000)
    Direktur PT. Madu Buana Abadi sebagai (2000)
    Rusdiono & Partners Law Firm sebagai Konsultan Hukum (1999)
Keluarga
Istri Ari Haryati

Profil dan Biografi Imam Nahrawi, Menteri Pemuda dan Olahraga

Profil dan Biografi Imam Nahrawi, Menteri Pemuda dan Olahraga

Foto Imam Nahrowi

Imam Nahrawi (lahir di Bangkalan, Jawa Timur, 8 Juli 1973; umur 41 tahun) adalah seorang politikus Indonesia yang kini menjabat sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga sejak 27 Oktober 2014, pada Kabinet Kerja bentukan Presiden Joko Widodo.

Imam Nahrawi adalah sekretaris jendral DPP PKB. Pria yang juga anggota DPR ini memiliki segudang aktivitas. Dia adalah direktur intervensi Surabaya dan CV. Alhidayah Surabaya. selain itu tak sedikit organisasi yang ditekuninya, antara lain dia pernah menjabat sebagai ketua PMII Jatim 1997 dan Ketua umum DKN Garda Bangsa pada 2002.

Pria kelahiran Bangkalan ini memiliki gagasan untuk mengembalikan peran politik sipil secara partisipatif demi terwujudnya aspirasi rakyat yang reformatif. serta mengembalikan citra lembaga dan pribadi legislatif sebagai wakil rakyat yang hakiki.

Dari tiga nama yang diajukan, dia termasuk sebagai calon bakal diusung untuk mendampingi Soekarwo dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jatim. Dipilihnya nama Imam bukanlah tanpa alasan. Dia berpengalaman baik di organisasi banom NU maupun dunia politik.

Imam mempunyai strategi khusus dalam memenangkan pemilu 2014. Dia pernah menggelar acara bertajuk Lebih Dekat Dengan Wakil Rakyat. Menurutnya, acara-acara yang melibatkan masyarakat secara tidak langsung akan menjalin silaturahim yang baik, sehingga membuat rakyat menjadi lebih dekat dengan para wakilnya di parlemen. Pada tahap selanjutnya, acara semacam ini akan memudahkan cita-cita PKB memenangkan Pemilu 2014.
Dia juga pernah mengatakan jangan sekali-kali melupakan konstituen karena dengan kita menjalin silaturahim dan dekat dengan rakyat. PKB akan dapat dilihat sebagai partainya rakyat yang selalu memperjuangkan aspirasi masyarakat.

Imam juga menegaskan kader PKB mulai saat ini tidak boleh ragu-ragu atau minder memproklamirkan sebagai warga NU dan PKB. Hal tersebut salah satunya ditunjukkan dengan program stiker NU-PKB yang dijadikan kewajiban mutlak bagi kader PKB untuk menyebarkan stiker yang bertuliskan Aku Bangga Jadi Warga NU dan Aku Bangga Jadi Warga PKB minimal tertempel di 10 rumah tetangga terdekat.

Riset dan analisis oleh Vizcardine Audinovic
PENDIDIKAN
  • Man Bangkalan 1991
  • IAIN Sunan Ampel Surabaya 1998
KARIR
  • Sekjen DPP PKB
  • Anggota DPR
  • Direktur intervensi Surabaya
  • Direktur CV. Alhidayah Surabaya
Suami/istri Shobibah Rohmah
Anak 7
Alma mater IAIN Sunan Ampel
Agama Islam

Profil dan Biografi Muhammad Nasir, Menteri Riset dan Teknologi dan Pendidikan Tinggi

Profil dan Biografi Muhammad Nasir, Menteri Riset dan Teknologi dan Pendidikan Tinggi

Foto M Nasir
Muhammad Nasir (Ngawi, Jawa Timur, pada 27 Juni 1960) mengantongi gelar doktor dari University of Science di Penang, Malaysia. Pendidikan sebelumnya ia tempuh di dalam negeri, yaitu di Universitas Diponegoro (S-1)

Nasir pernah menjabat sebagai Pembantu Rektor II di Universitas Diponegoro. Kemudian, pada 7 September 2010, nasir terpilih sebagai Dekan di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro.

Pada 9 September 2014 lalu, Nasir terpilih sebagai Rektor Universitas Diponegoro, menggantikan Sudharto. Dikutip dari situs Universitas Diponegoro, Nasir baru akan menjalankan tugas sebagai rektor mulai 18 Desember 2014.
, S-2 dari Universitas Gadjah Mada, serta S-3 dari Universiti Sains Malaysia.

Profil dan Biografi Anies Baswedan, Menteri Kebudayaan dan Pendidikan Dasar dan Menengah

Profil dan Biografi Anies Baswedan, Menteri Kebudayaan dan Pendidikan Dasar dan Menengah


Foto Anies Basweddan
Anies Rasyid Baswedan Ph.D., (lahir di Kuningan, Jawa Barat, 7 Mei 1969; umur 45 tahun[1]) adalah Menteri Kebudayaan, Pendidikan Dasar dan Menengah Republik Indonesia ke-25. Ia adalah seorang intelektual dan akademisi asal Indonesia. Cucu dari pejuang kemerdekaan Abdurrahman Baswedan, ia menginisiasi gerakan Indonesia Mengajar dan menjadi rektor termuda yang pernah dilantik oleh sebuah perguruan tinggi di Indonesia pada tahun 2007, saat menjadi rektor Universitas Paramadina pada usia 38 tahun.

Menjelang pemilihan umum presiden Indonesia 2014, ia ikut mencalonkan diri menjadi calon presiden lewat konvensi Partai Demokrat.

Kehidupan awal
Masa kecil


Anies dilahirkan di Kuningan, Jawa Barat pada tanggal 7 Mei 1969 dari pasangan Rasyid Baswedan dan Aliyah Rasyid. Anies mulai mengenyam bangku pendidikan pada usia 5 tahun. Saat itu, ia bersekolah di TK Masjid Syuhada. Menginjak usia enam tahun, Anies masuk ke SD Laboratori, Yogyakarta.[2]
Masa remaja dan kuliah

Setelah lulus SD, Anies diterima di SMP Negeri 5 Yogyakarta.[3] Dia bergabung dengan Organisasi Siswa Intra Sekolah di sekolahnya, dan menduduki jabatan sebagai pengurus bidang humas yang dijuluki sebagai "seksi kematian," karena tugasnya mengabarkan kematian.[4] Anies juga pernah ditunjuk menjadi ketua panitia tutup tahun di SMP-nya.[5]

Kita ditarik dulu ke belakang, sebelum kemudian bisa meloncat dengan jauh.
Anies Baswedan, menggambarkan keterlambatannya lulus SMA karena
mengikuti program pertukaran pelajar ke Amerika.
Lulus dari SMP, Anies meneruskan pendidikannya di SMA Negeri 2 Yogyakarta. Dia tetap aktif berorganisasi hingga terpilih menjadi Wakil Ketua OSIS, dan mengikuti pelatihan kepemimpinan bersama tiga ratus orang Ketua OSIS se-Indonesia. Hasilnya, Anies terpilih menjadi Ketua OSIS se-Indonesia pada tahun 1985.Pada tahun 1987, dia terpilih untuk mengikuti program pertukaran pelajar AFS dan tinggal selama setahun di Milwaukee, Wisconsin, Amerika Serikat.[3] Program ini membuatnya menempuh masa SMA selama empat tahun dan baru lulus pada tahun 1989.

Sekembalinya ke Yogyakarta, Anies mendapat kesempatan berperan di bidang jurnalistik. Ia bergabung dengan program Tanah Merdeka di Televisi Republik Indonesia cabang Yogyakarta, dan mendapat peran sebagai pewawancara tetap tokoh-tokoh nasional.[5]
Masa kuliah
UGM (1989-1995)

Anies diterima masuk di Fakultas Ekonomi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Dia tetap aktif berorganisasi, bergabung dengan Himpunan Mahasiswa Islam dan menjadi salah satu anggota Majelis Penyelamat Organisasi HMI UGM.

Di fakultasnya, Anies menjabat sebagai Ketua Senat Mahasiswa dan ikut membidani kelahiran kembali Senat Mahasiswa UGM setelah pembekuan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Dia terpilih menjadi Ketua Senat Universitas pada kongres tahun 1992,[7], dan membuat beberapa gebrakan dalam lembaga kemahasiswaan. Anies membentuk Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) sebagai lembaga eksekutif memosisikan senat sebagai lembaga legislatif, yang disahkan oleh kongres pada tahun 1993. Masa kepemimpinannya juga ditandai dengan dimulainya gerakan berbasis riset, sebuah tanggapan atas tereksposnya kasus BPPC yang menyangkut putra Presiden Soeharto, Hutomo Mandala Putra.[7] Anies turut menginisiasi demonstrasi melawan penerapan Sistem Dana Sosial Berhadiah pada bulan November 1993 di Yogyakarta.

Pada tahun 1993, Anies mendapat beasiswa dari untuk JAL Foundation untuk mengikuti kuliah musim panas di Sophia University, Tokyo dalam bidang kajian Asia. Beasiswa ini ia dapatkan setelah memenangkan sebuah lomba menulis mengenai lingkungan.Amerika Serikat (1997-2005)

Setelah lulus kuliah, Anies bekerja di Pusat Antar Universitas Studi Ekonomi UGM, sebelum mendapat beasiswa Fulbright dari AMINEF untuk melanjutkan kuliah masternya dalam bidang keamanan internasional dan kebijakan ekonomi di School of Public Affairs, University of Maryland, College Park pada tahun 1997. Ia juga dianugerahi William P. Cole III Fellow di universitasnya, dan lulus pada bulan Desember 1998.
Sesaat setelah lulus dari Maryland, Anies kembali mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan kuliahnya dalam bidang ilmu politik di Northern Illinois University pada tahun 1999. Dia bekerja sebagai asisten peneliti di Office of Research, Evaluation, and Policy Studies di kampusnya, dan meraih beasiswa Gerald S. Maryanov Fellow, penghargaan yang hanya diberikan kepada mahasiswa NIU yang berprestasi dalam bidang ilmu politik pada tahun 2004.[5] Disertasinya doktoralnya yang berjudul Regional Autonomy and Patterns of Democracy in Indonesia menginvestigasi efek dari kebijakan desentralisasi terhadap daya respon dan transparansi pemerintah daerah serta partisipasi publik, menggunakan data survei dari 177 kabupaten/ kota di Indonesia.[10] Dia lulus pada tahun 2005.

Karier

Dalam berbagai kesempatan, Anies Baswedan selalu mengatakan ada tiga hal yang ia jadikan pedoman dalam memilih karier. Apakah secara intelektual dapat tumbuh, apakah masih dapat menjalankan tanggung jawabnya sebagai kepala keluarga, apakah mempunyai pengaruh sosial.Peneliti Pusat Antar-Universitas Studi Ekonomi UGM

Selesai program Strata 1 (S1) di Fakultas Ekonomi UGM, Anies Baswedan sempat berkarier sebagai peneliti dan koordinator proyek di Pusat Antar-Universitas Studi Ekonomi UGM. Kariernya di sana tak berlangsung lama, sebab pada 1996 ia mendapatkan beasiswa program master ke Amerika Serikat.
Manajer Riset IPC, Inc, Chicago

Selesai mengambil kuliah doktor pada 2004, karena tidak memiliki uang untuk kembali ke tanah air, Anies sempat bekerja sebagai manajer riset di IPC, Inc. Chicago, sebuah asosiasi perusahaan elektronik sedunia. Kecintaannya pada tanah air membuatnya kembali ke Indonesia.
Kemitraan Untuk Reformasi Tata Kelola Pemerintahan

Ia kemudian bergabung dengan Kemitraan untuk Reformasi Tata Kelola Pemerintahan sebuah lembaga non-profit yang berfokus pada reformasi birokrasi di beragam wilayah di Indonesia dengan menekankan kerjasama antara pemerintah dengan sektor sipil. Hal ini tentu saja tak lepas dari kepeduliannya terhadap demokrasi, otonomi daerah dan desentralisasi seperti tertuang dalam disertasi dan artikel-artikelnya di beragam jurnal dan media.
Direktur Riset Indonesian Institute Center

Ia kemudian menjadi direktur riset The Indonesian Institute. Ini merupakan lembaga penelitian kebijakan publik yang didirikan pada Oktober 2004 oleh aktivis dan intelektual muda yang dinamis. Kariernya di The Indonesian Institute tentu tak lepas dari latar belakang pendidikannya di bidang kebijakan publik.[12]
Rektor Universitas Paramadina
Logo Universitas Paramadina

Pada 15 Mei 2007, Anies Baswedan menemui momen penting dalam kariernya. Ia dilantik menjadi Rektor Universitas Paramadina, menggantikan posisi yang dulu ditempati oleh cendekiawan Muslim, Nurcholish Madjid atau biasa disapa dengan Cak Nur, yang juga merupakan pendiri universitas tersebut. Dilantiknya Anies menjadi rektor membuatnya tercatat sebagai rektor termuda di Indonesia, dimana saat itu usianya baru menginjak 38 tahun. [13][14] Anies terkesan dengan pidato Joseph Nye, Dekan Kennedy School of Government di Harvard University, yang mengatakan salah satu keberhasilan universitasnya adalah “admit only the best” alias hanya menerima yang terbaik. Dari sinilah Anies kemudian menggagas rekrutmen anak-anak terbaik Indonesia. Strategi yang kemudian dikembangkan Anies Baswedan adalah mencanangkan Paramadina Fellowship atau beasiswa Paramadina. Beasiswa itu meliputi biaya kuliah, buku, dan biaya hidup. Paramadina Fellowship adalah perwujudan idealisme dengan bahasa bisnis. Hal ini dilakukan karena kesadaran bahwa dunia pendidikan dan bisnis memiliki pendekatan yang berbeda. Untuk mewujudkan itu Anies mengadopsi konsep penamaan mahasiswa yang sudah lulus seperti yang biasa digunakan di banyak Universitas di Amerika Utara dan Eropa. Caranya, titel seorang lulusan universitas tersebut mencantumkan nama sponsornya. Misalnya jika seorang mahasiswa mendapatkan dana dari Mien R. Uno (seorang pendonor) maka mahasiswa tersebut diwajibkan menggunakan titel Paramadina Mien R. Uno fellow. Strategi Paramadina Fellowship ini menunjukkan dampak yang sangat positif. Kini bahkan 25% dari sekitar 2000 mahasiswa Universitas Paramadina berasal dari beasiswa ini. Tentu ini sumbangsih penting bagi dunia pendidikan Indonesia di tengah mahalnya biayanya pendidikan tinggi.[11] Gebrakan lain yang dilakukan oleh Anies Baswedan di universitas yang ia pimpin adalah pengajaran anti korupsi di bangku kuliah. Hal ini didasari karena Anies menganggap bahwa salah satu persoalan bangsa ini adalah praktek korupsi. Karena itu ia berinisiatif membuat mata kuliah wajib anti korupsi. Yang diajarkan dalam mata kuliah ini mulai kerangka teoritis sampai laporan investigatif tentang praktik korupsi.[12]
Ketua Yayasan Gerakan Indonesia Mengajar

Gagasan ini sebenarnya berawal ketika Anies Baswedan masih menjadi mahasiswa UGM sekitar dekade 1990-an. Pada masa itu, ia bergaul dan belajar banyak dari seorang mantan rektor UGM periode 1986-1990: Prof. Dr. Koesnadi Hardjasoemantri (Pak Koes).[15] Pada tahun 1950an, Pak Koes menginisiasi sebuah program bernama Pengerahan Tenaga Mahasiswa (PTM), yakni sebuah program untuk mengisi kekurangan guru SMA di daerah, khususnya di luar Jawa. Dalam beberapa kasus, PTM ini justru mendirikan SMA baru dan pertama di sebuah kota kabupaten. Pak Koes adalah inisiator sekaligus salah satu dari 8 orang yang menjadi angkatan pertama PTM ini. Beliau berangkat ke Kupang dan bekerja di sana selama beberapa tahun. Sepulangnya dari Kupang, ia mengajak serta 3 siswa paling cerdas untuk kuliah di UGM. Salah satunya adalah Adrianus Mooy yang di kemudian hari menjadi Gubernur Bank Indonesia. Cerita penuh nilai dari PTM inilah salah satu sumber inspirasi bagi Indonesia Mengajar.[15]
Anies Baswedan saat di Majene, daerah penugasan Pengajar Muda Indonesia Mengajar (Foto: Imang Jasmine)

Selepas dari UGM, Anies Baswedan mendapat beasiswa untuk melanjutkan kuliah di Amerika Serikat. Tinggal, belajar dan bekerja di sana membuatnya memahami bahwa anak-anak Indonesia membutuhkan kompetensi kelas dunia untuk bersaing di lingkungan global. Tetapi, kompetensi kelas dunia saja tak cukup. Anak-anak muda Indonesia harus punya pemahaman empatik yang mendalam seperti akar rumput meresapi tanah tempatnya hidup. Semua proses di atas, secara perlahan membentuk ide besar Gerakan Indonesia Mengajar. Konstruksi dasarnya mulai terumuskan pada pertengahan 2009. Ketika itu, Anies mendiskusikan dan menguji idenya pada berbagai pihak. Gagasan ini kemudian siap mewujud ketika beberapa pihak berkenan menjadi sponsor.[15] Proses untuk mendesain dan mengembangkan konsep Indonesia Mengajar pun dimulai pada akhir 2009, dengan membentuk tim kecil yang kemudian berkembang hingga menjadi organisasi seperti sekarang ini. Sampai saat ini pun, Anies Baswedan merupakan salah satu pendiri dan juga Ketua Yayasan Gerakan Indonesia Mengajar.[15]
Peserta Konvensi Capres Partai Demokrat

Setelah bertahun-tahun bergelut dalam gerakan sosial, Anies Baswedan terpanggil untuk memasuki dunia politik. Ia diundang untuk terlibat mengurus negeri dengan mengikuti konvensi Demokrat pada 27 Agustus 2013. Anies menerima undangan tersebut dengan ikhtiar untuk ikut melunasi Janji Kemerdekaan.[16] Anies Baswedan bersama 11 orang lainnya; Ali Masykur Musa, Dahlan Iskan, Dino Patti Djalal, Endriartono Sutarto, Gita Wirjawan, Hayono Isman, Irman Gusman, Marzuki Alie, Pramono Edhie Wibowo dan Sinyo Haris Sarundajang mengikuti Konvensi Calon Presiden dari Partai Demokrat[17].

Semangat melunasi janji kemerdekaan itulah yang merupakan misi Anies untuk negeri ini. Bagi Anies apa yang tercantum di Pembukaan UUD 1945 bukan sebuah cita-cita melainkan sebuah janji yang harus dilunasi. “Janji itu adalah melindungi, menyejahterakan, mencerdaskan, dan membuat keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,” ujarnya. Ia menilai janji-janji tersebut harus dilunasi oleh seluruh warga negara, termasuk dirinya. Ia meyakini konvensi ini sebagai sebuah panggilan tanggung jawab dan kehormatan. Ia mengatakan  bahwa dirinya memilih untuk terlibat dan turun tangan melunasi janji kemerdekaan.[18]

Sikap Anies tersebut dinyatakan secara resmi dalam deklarasi Konvensi Partai Demokrat pada 15 September 2013 di Hotel Sahid Jaya, Jakarta. Dalam kesempatan tersebut ia mendeklarasikan sebuah gagasan yang diberi judul “Indonesia Kita Semua”. Gagasan tersebut mengajak semua orang untuk ikut terlibat mengurus negeri, ikut turun tangan.[19] Gagasan ini ia buktikan dengan membuat Gerakan TurunTangan yang dalam setahun berhasil mengumpulkan lebih dari 30.000 relawan tanpa bayaran.[20]
Debat Konvensi

Sebagai bentuk kedewasaan politik, Anies yang bukan kader Demokrat, mengikuti seluruh rangkaian Konvensi sampai selesai. Beberapa rangkaian konvensi antara lain adalah Debat Bernegara Konvensi Partai Demokrat, yang diadakan antara lain di:

    Debat Konvensi di Medan

Dalam debat perdana yang digelar di Istana Maimun, Medan (22/1/2014), Anies mengungkapkan beberapa inisiatif. Salah satunya adalah idenya untuk merelokasi kantor BUMN ke daerah-daerah. Menurutnya distribusi pertambahan ekonomi harus merata. Relokasi BUMN adalah salah satu caranya.[21]

Pada kesempatan ini Anies juga menorehkan sejarah politik bersih dengan didukung oleh relawan-relawan tanpa bayaran dan tidak mengotori kota dengan spanduk-spanduk. Relawan ini merupakan Relawan TurunTangan yang mendukung Anies untuk menjadi presiden.  Anies terus melanjutkan tradisi ini sampai berakhirnya konvensi.
    Debat Konvensi di Palembang

Gelaran debat konvensi yang kedua dilakukan di Palembang Sport Convention Center, Palembang (25/1/2014). Dalam debat kedua tersebut Anies menekankan pembangunan dan pemerataan ekonomi sampai ke desa. Ia menekankan bahwa pemerataan ekonomi bisa tercapai jika pembangunan infrastruktur di desa seperti listrik, jalan serta irigasi dapat dibangun dengan baik.[23]

    Debat Konvensi di Bandung

Dalam debat ketiga konvensi di Hotel Harris, Bandung (5/2/2014) Anies mengungkapkan konsep kepemimpinan yang akan ia usung. Menurutnya konsep kepemimpinan yang pas adalah konsep kepemimpinan seperti main angklung, artinya setiap orang terlibat turun tangan dan pemimpin menggerakkan dan membuat harmoni.[24]

    Debat Konvensi di Surabaya

Anies mengungkapkan beberapa gagasan pada debat di Grand Mall, Surabaya (12/2/2014). Ia menyikapi siaran televisi yang kurang mendidik. Menurutnya yang bisa dilakukan adalah meminta para sponsor untuk berhenti menyokong acara tersebut. Dengan begitu menurutnya acara yang muncul nantinya adalah acara-acara yang berkualitas.

Sebelum pelaksanaan debat, Anies juga meluncurkan strategi politiknya yang ia namakan dengan “Indonesia 1945”. Angka 1945 sendiri merupakan akronim dari 1 semangat, 9 pekerjaan, 4 janji kemerdekaan, dalam 5 tahun. Strategi politik itu adalah ikhtiar Anies untuk ikut melunasi janji kemerdekaan yang telah disusun oleh para pendiri republik ini.[26]

    Debat Konvensi di Bali

Anies berfokus pada masalah kesehatan saat melakukan debat di Hotel Aston, Bali (18/2/2014). Menurutnya anggaran kesehatan Bali harus dinaikkan karena saat ini hanya anggaran kesehatan per kapita hanya sebesar Rp 20.000, - yang tergolong sangat kecil. Faktor kesehatan ini harus jadi fokus utama dalam pembangunan di Bali.
Selain soal kesehatan Anies juga menilai yang patut menjadi perhatian adalah sektor pariwisata. Anies mengusulkan agar kredit untuk usaha pariwisata dapat dipermudah sehingga dapat mengembangkan industri ini.

    Debat Konvensi di Balikpapan

Dalam debat yang dilaksanakan di Balikpapan (22/2/2014) Anies banyak menyoroti masalah perbatasan. Menurutnya ada tiga kunci pokok dalam permasalahan perbatasan. Pertama, harus sadar di manapun berada sama dekatnya dengan di Indonesia. Kedua, pastikan saudara kita yang berada di perbatasan juga tercukupi kebutuhannya. Ketiga, gabungan antara transportasi, pendidikan, dan kesehatan. Menurutnya tiga kunci itu penting untuk masalah perbatasan di Indonesia.[29]

    Debat Konvensi di Bogor

Anies kembali menegaskan komitmennya untuk peningkatan kualitas manusia dalam debat di Puri Begawan, Bogor (2/3/2014). Menurut Anies kunci kemajuan bangsa ada pada kualitas manusianya. Dalam debat ini ia juga menekankan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dan meningkatkan aktivitas padat karya.

    Debat Konvensi di Makassar

Dalam debat yang dilaksanakan di Makassar (5/3/2014) Anies menegaskan komitmennya untuk mereformasi lembaga penegak hukum. Menurutnya ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mewujudkan reformasi di tubuh lembaga hukum. Yang utama adalah mengembalikan kepercayaan masyarakat pada lembaga penegak hukum dengan menempatkan orang-orang baik dan berkompeten pada lembaga-lembaga tersebut.[30]

    Debat Konvensi di Ambon

Anies mengemukakan empat gagasan untuk Maluku dalam sebat konvensi yang dilakukan di Islamic Center, Ambon (11/3). Pertama, dibangun infrastruktur transportasi. Kedua, pengadaan listrik di semua pulau di Maluku. Ketiga, pastikan akses kredit pada usaha mikro. Keempat, pengembangan manajemen artinya pengembangan kualitas manusianya.[31]

    Debat Konvensi di Jakarta

Rangkaian debat konvensi ditutup dengan debat di Sahid Hotel, Jakarta (27/4/2014). Dalam kesempatan ini Anies menegaskan kembali bahwa keikutsertaannya mengikuti konvensi Demokrat adalah ikhtiar untuk ikut turun tangan ikut melunasi Janji Kemerdekaan.
Penggagas Gerakan TurunTangan

Anies Baswedan mendirikan Gerakan TurunTangan sebagai sebuah ikhtiar mengajak semua orang terlibat melunasi janji kemerdekaan. TurunTangan mengajak semua orang untuk ikut terlibat mengurus negeri ini dengan mendorong orang baik mengelola pemerintahan. Gerakan ini didirikan Anies pada Agustus 2013 dengan semangat gerakan kerelawanan tanpa bayaran. Sampai Juli 2014, relawan yang berhasil dikumpulkan sebanyak 35.000 lebih relawan.[33]

TurunTangan banyak bergerak di kegiatan sosial politik. Gerakan ini mendorong anak-anak muda di seluruh Indonesia untuk berpartisipasi aktif dalam gerakan politik. TurunTangan didukung oleh sebuah platform online yang beralamat di turuntangan.org. Ini adalah platform pertama berbasis gerakan relawan. Platform ini membantu relawan mencari, mengumpulkan, dan menggerakkan para sukarelawan di lokasi di seluruh Indonesia atau berdasarkan keahlian masing-masing. Sistem pengelolaan relawan ini juga didukung melalui e-mail dan SMS untuk mengundang para sukarelawan aktif dalam pelatihan sukarelawan di berbagai daerah.[34]

Berbeda dengan gerakan lain, TurunTangan tak hanya sekadar mendorong Anies namun juga menciptakan sebuah politik yang sehat. Dalam kampanye pilpres misalnya TurunTangan terus mendorong agar masyarakat kritis dalam menyikapi pilihan yang ada. Gerakan ini juga mendorong agar kampanye dilakukan secara sehat tanpa ada kampanye hitam. Hal ini misalnya dilakukan oleh TurunTangan wilayah Bandung yang mengajak para simpatisan capres-cawapres di Pilpres 2014 melakukan kampanye sehat.[35]
Juru Bicara Pasangan Capres-Cawapres Jokowi-Jusuf Kalla (JK)

Komitmen Anies Baswedan untuk ikut turun tangan mendorong orang-orang baik ia lanjutkan dengan membantu pasangan capres-cawapres Jokowi-JK dalam pilpres 2014. Anies membantu pasangan nomor urut dua dalam Pilpres 2014 ini dengan menjadi juru bicara pasangan tersebut.

Jokowi mengungkapkan bahwa kehadiran Anies sangat penting dalam tim pemenangannya. Oleh sebab itu ia meminta bantuan Anies untuk bergabung dengan timnya. Bagi Jokowi, Anies adalah sosok muda yang inspiratif dan dekat dengan kaum muda. [36] Karena alasan tersebut Mantan Walikota Solo ini meminta Anies untuk membantu dirinya dan JK dengan menjadi Juru Bicaranya.

Anies sendiri menyatakan alasannya mendukung Jokowi-JK dengan berperan menjadi juru bicara pasangan tersebut dengan menginformasikan keputusannya pada ribuan relawan pendukungnya. Anies menginformasikan pilihannya mendukung Jokowi-JK dengan mengirimkan sebuah e-mail berjudul “Pilihan Saya”.[37]

Dalam email tersebut Anies menyatakan bahwa pasangan Jokowi-JK yang paling mungkin menghadirkan terobosan. Baginya Jokowi adalah sosok muda yang bisa melakukan terobosan. Sementara itu JK ia kenal sebagai tokoh senior yang memiliki rekam jejak terobosan dalam karya-karyanya.[38]

Pada 22 Juli 2014, KPU merilis hasil rekapitulasi suara dan menetapkan Jokowi-JK sebagai pemenang pemilu. Jokowi-JK meraih 53,15% suara, mengalahkan pasangan Prabowo-Hatta yang hanya meraup 46,85% suara.[39]  Setelah kemenangan Jokowi-JK, Anies Baswedan dipercaya oleh pasangan tersebut untuk menjadi Staf Deputi Kantor Transisi Jokowi-JK.
Staf Deputi Kantor Transisi Jokowi-JK

Pasca dinyatakan memenangkan pemilu presiden oleh KPU pada 22 Juli 2014. Pasangan Jokowi-JK meminta Anies untuk menjadi salah satu staf deputi Rumah Transisi Jokowi-JK. Rumah transisi tersebut ditujukan untuk menyiapkan kabinet sebelum pengangkatan resmi Jokowi-JK sebagai capres dan cawapres.

Anies menjadi staf deputi bersama Wakil Sekjen PDIP Hasto Kristianto, Sekretaris Tim Pemenangan I Andi Widjajanto, dan Sekretaris Tim Pemenangan II Fasial Akbar. Staf deputi ini diketuai oleh Rini M. Soemarno yang merupakan Menperindah era pemerintahan Presiden Megawati.[40]
Menteri Kebudayaan dan Pendidikan Dasar Menengah Republik Indonesia (2014-2019)

Sepak terjang Anies Baswedan di bidang pendidikan membuatnya diberi amanat menjadi Menteri Kebudayaan, Pendidikan Dasar dan Menengah di Kabinet Kerja Jokowi-JK periode 2014-2019. Anies merupakan salah satu menteri yang datang dari kalangan profesional di Kabinet Kerja.[41]

Anies menilai bahwa pendidikan adalah kunci peningkatan kualitas manusia. Ia merasa peningkatan kualitas pendidikan akan terjadi dengan meningkatkan kualitas guru. Menurutnya pendidikan adalah interaksi antar manusia di mana peran guru menjadi begitu sentral. Peningkatan kualitas guru adalah salah satu hal yang ingin ia lakukan dalam kementerian kebudayaan, Pendidikan Dasar dan Menengah.
Pemikiran
Melunasi Janji Kemerdekaan

Dalam perspektif Anies Baswedan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 negara ini tak hanya sedang bercita-cita, melainkan sedang berjanji. Menurutnya Republik ini dibangun dengan ikatan janji, ia menyebutnya Janji Kemerdekaan. Janji kemerdekaan itu diantaranya janji perlindungan, kesejahteraan, pencerdasan dan peran global pada setiap anak bangsa. Menurutnya masih banyak masyarakat yang belum dilunasi janji kemerdekaannya. Baginya pelunasan janji itu tidak hanya tanggung jawab konstitusional negara dan pemerintah, melainkan tanggung jawab moral setiap anak bangsa yang telah mendapat pelunasan janji yakni telah terlindungi, tersejahterakan, dan tercerdaskan.[42] Untuk melunasi janji kemerdekaan tersebut, maka Anies Baswedan memiliki beberapa pemikiran dan inisiatif yang ia wujudkan dengan beberapa pihak yang bersama-sama bersedia turun tangan.
Tenun Kebangsaan

Salah satu janji kemerdekaan yang banyak mendapat perhatian saat ini adalah soal janji perlindungan untuk setiap warga negara. Hal ini terkait dengan beberapa tindakan yang mendiskriminasikan minoritas. Menurut Anies Baswedan Republik ini dirancang untuk melindungi setiap warga negara. Ia mengilustrasikan Republik ini sebagai sebuah tenun kebangsaan yang dirajut dari kebhinekaan suku, adat, agama, keyakinan, bahasa, geografis yang sangat unik. Kekerasan atas nama apapun akan merusak tenun tersebut. Dalam soal perlindungan terhadap warga negara atas kekerasan yang kerap terjadi menurut Anies Baswedan harus dilihat sebagai warga negara menyerang warga negara lainnya, terjadi bukan soal mayoritas lawan minoritas. Menurutnya negara tidak bisa mengatur perasaan, pikiran, ataupun keyakinan warga negaranya. Namun, negara sangat bisa mengatur cara mengekspresikannya. Dialog antar pemikiran setajam apapun boleh, namun begitu berubah jadi kekerasan maka pelakunya berhadapan dengan negara dan hukum.
Pendidikan Sebagai Eskalator Ekonomi

Janji kemerdekaan untuk pencerdasan warga negara diwujudkan Anies dalam beberapa inisiatif. Menurut Anies Baswedan selama empat atau lima dekade terakhir, pendidikan menjadi eskalator sosial ekonomi masyarakat Indonesia. Ia mencontohkan, kelas menengah atas Indonesia saat ini adalah kelas menengah ke bawah dulunya. Karena pendidikan khususnya pendidikan tinggi-lah status sosial ekonomi dapat naik. Berbeda dengan beberapa dekade lalu, kini eskalator ini tidak bisa lagi dinaiki semua orang karena tingginya biaya pendidikan dan akses pendidikan yang terbatas. Untuk mengatasi maslaha tersebut, Anies Baswedan menelurkan beberapa insiatif pendidikan yang menciptakan perubahan positif di masyarakat.[44]
Indonesia Mengajar

    Indonesia Mengajar didasari oleh salah satu janji kemerdekaan negara ini dalam pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 yakni mencerdaskan kehidupan bangsa. Banyak masyarakat di daerah yang belum dapat menikmati janji tersebut. Salah satu permasalahan terbesar pendidikan di daerah yakni distribusi guru yang tidak merata.
    Indonesia Mengajar mengirimkan memiliki dua tujuan utama. Pertama adalah mengirim anak-anak muda terbaik bangsa yang disebut sebagai Pengajar Muda (PM) untuk mengajar selama satu tahun di Sekolah Dasar di desa-desa terpencil di penjuru negeri. Tak hanya mengajar para PM juga berinteraksi langsung dengan pemangku kepentingan di daerah dan masyarakat.
    Kedua, menciptakan calon pemimpin yang memiliki pemahaman akar rumput dan kompetensi global. Dengan bekal pendidikan dan organisasi yang dimiliki oleh para PM ditambah interaksinya dengan masyarakat akar rumput selama satu tahun membuat PM memberikan pengalaman kepemimpinan nyata dan pemahaman empatik yang tinggi bagi yang melaluinya. Dimulai pada tahun 2010 kini Indonesia Mengajar telah memberangkatkan lebih dari 200 PM ke 17 kabupaten yang tersebar dari barat sampai timur Indonesia.

Indonesia Menyala

    Program Indonesia Menyala berawal dari hasil pengamatan sejumlah Pengajar Muda sejak mereka ditempatkan pada November 2010. Mereka melihat bahwa mayoritas anak didik mereka kekurangan bahan bacaan yang bermutu. Melihat kebutuhan tersebut dan kesadaran atas pentingnya buku untuk teman-teman di pelosok, maka program Indonesia Menyala diluncurkan pada 15 April 2011.
    Indonesia Menyala membentuk perpustakaan-perpustakaan yang bertempat di wilayah penempatan Pengajar Muda. Perpustakaan Indonesia Menyala terdiri dari dua bentuk yakni perpustakaan tetap dan perpustakaan berputar. Perpustakaan tetap yaitu perpustakaan yang berisikan buku yang hanya digunakan di satu sekolah penempatan. Sedangkan, perpustakaan berputar, berbentuk sebuah tas yang dibawa keliling oleh Pengajar Muda untuk dibaca oleh masyarakat sekitar. Indonesia Menyala menghilangkan sekat besar akses terhadap bacaan yang terbatas pada masyarakat masyarakat pedesaan di Indonesia, sehingga semakin meneguhkan bahwa pendidikan adalah hak yang harus diterima setiap masyarakat. [46]

Kelas Inspirasi

    Kelas Inspirasi mengundang para profesional yang sukses karena pendidikan untuk turun tangan berbagi cerita dan pengalaman kerja selama satu hari di hari yang disebut dengan Hari Inspirasi. Tujuan Kelas Inspirasi ada dua yaitu menjadi wahana bagi sekolah dan siswa untuk belajar dari para profesional, serta agar para profesional, khususnya kelas menengah secara lebih luas dapat belajar mengenai kenyataan dan fakta mengenai kondisi pendidikan kita.
    Dengan Kelas Inspirasi diharapkan terjalin relasi yang dapat terus menerus sekolah dan kelas menengah pelihara. Hal ini sebagai wujud jendela komunikasi antara profesional sebagai kelas menengah dan dunia pendidikan di SD negeri sebagai salah satu area yang perlu diadvokasi dan dikembangkan terus menerus. Sehingga dengan itu diharapkan mampu mendorong kalangan profesional untuk berperan aktif dalam pendidikan melalui kegiatan serupa.

Kualitas Manusia Indonesia

Salah satu janji kemerdekaan adalah janji kesejahteraan. Menurut Anies Baswedan titik berangkat kesejahteraan bukan seperti dalam perspektif lama yakni Sumber Daya Alam (SDA), titik berangkatnya adalah kesadaran bahwa garda terdepan untuk meraih kemenangan adalah kualitas manusia. Ia menggunakan istilah kualitas manusia bukan kualitas sumber daya manusia. Hal tersebut dikarenakan karena manusia Indonesia tidak boleh dipandang semata-mata sebagai sumber daya. Kualitas manusia ini hanya bisa diraih lewat pendidikan yang berkualitas. Pendidikan berkualitas itu sebab utamanya bukan karena gedung, buku, kurikulum atau bahasa yang berkualitas. [48] Untuk mendorong hal tersebut menurutnya kepemimpinan yang dibutuhkan adalah kepemimpinan yang menggerakkan manusia Indonesia. Kepemimpinan yang menginspirasi, bukan mendikte. Kepemimpinan yang bersifat patron-client tidak lagi cocok untuk kondisi Indonesia saat ini. Yang lebih cocok menurut Anies adalah kepemimpinan yang mampu membuat orang bergerak, turun tangan dan berkontribusi untuk menyelesaikan masalah.
Gerakan Anti Korupsi

    Yang juga menjadi perhatian Anies Baswedan soal belum terlunasinya janji kesejahteraan adalah praktek korupsi di Indonesia. Ia beberapa kali bergabung menjadi aktivis anti korupsi atas undangan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Tim 8 KPK

    Pada 2010 Anies Baswedan tergabung dalam Tim Verifikasi Fakta dan Hukum atau dikenal dengan Tim 8 yang diketuai Adnan Buyung Nasution untuk meneliti kasus dugaan kriminalisasi terhadap Bibit Samad Rianto dan Chandra M. Hamzah. Nama kedua pemimpin Komisi ini ramai dikaitkan dalam perseteruan Kepolisian versus KPK – yang populer dengan sebutan “Cicak versus Buaya” – ketika itu.

Ketua Komite Etik KPK

    Februari 2013 Anies Baswedan diminta oleh KPK untuk memimpin Komite Etik KPK – tim ad hoc bentukan pemimpin antirasuah itu. Tugas Komite ini adalah memeriksa ihwal bocornya surat perintah penyidikan (sprindik) kasus korupsi proyek Hambalang atas nama tersangka Anas Urbaningrum.[50]

Pemahaman Akar Rumput dan Kompetensi Global

Salah satu janji kemerdekaan adalah janji berperan dalam tingkat global. Menurut Anies Baswedan dahulu pada saat Sumpah Pemuda misalnya seorang Jawa atau Sunda menjadi Indonesia tanpa kehilangan Jawa atau Sundanya, sekarang kesadaran seperti itu adalah bahwa kita juga warga dunia. Menurutnya kesadaran yang saat ini diperlukan adalah kesadaran melampaui Indonesia (beyond Indonesia). Kepada para mahasiswa Anies sering mengatakan kompetitor mereka bukan lagi dari Universitas yang berada di negeri ini. Kompetitor mahasiswa itu adalah lulusan Melbourne, AS, Tokyo, dan lain-lain yang memiliki kemampuan bahasa, ilmu pengetahuan, dan jaringan internasional.[12] Menurutnya yang penting untuk dimiliki saat ini adalah kompetensi yang bersifat global dan pemahaman akan permasalahan akar rumput yang nyata terjadi di masyarakat. Istilah yang kerap ia kemukakan adalah grass roots understanding and world class competence (pemahaman akar rumput dan kompetensi tingkat dunia).
Penghargaan
Nasional

Harian Rakyat Merdeka menganugerahkan The Golden Awards pada peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) harian ini yang ke 14 pada Juni 2013. Anies dipilih atas inspirasinya di bidang pendidikan melalui Gerakan Indonesia Mengajar. Selain Anies tokoh yang mendapatkan penghargaan ini adalah Johan Budi SP (Juru Bicara KPK) dan Ignasius Jonan (Dirut PT KAI).[51] Pada Agustus 2013, Anies Baswedan mendapatkan Anugerah Integritas Nasional dari Komunitas Pengusaha Antisuap (Kupas) serta Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia. Penilaian ini didasari atas survey yang dilakukan pada 2012 tentang persepsi masyarakat terhadap sejumlah tokoh nasional. Anies terpilih bersama beberapa tokoh lain seperti Komaruddin Hidayat, Abraham Samad, serta Mahfud MD. Menurut Ketua Kupas Ai Mulyadi Mamoer, mereka yang terpilih adalah mereka yang jujur, bertanggungjawab, visioner, disiplin, bisa bekerja sama, adil dan peduli.[52] Dompet Dhuafa memberikan penghargaan Dompet Dhuafa Award 2013 kepada Anies Baswedan pada Juli 2013. Penghargaan ini diberikan kepada tokoh-tokoh yang dinilai telah memberikan inspirasi kebajikan bagi masyarakat dan berkontribusi bagi bangsa. Anies Baswedan menerima penghargaan kategori pendidikan. Ia dipilih karena usahanya melunasi janji kemerdekaan di bidang pendidikan melalui Gerakan Indonesia Mengajar. Selain Anies Baswedan beberapa tokoh menerima penghargaan ini antara lain, Jusuf Kalla (Mantan Wakil Presiden), Warsito Purwo (Ketua Umum Masyarakat dan Ilmuwan Teknologi Indonesia), serta Irma Suryati (penggerak kaum difabel).[53] Anies Baswedan juga menerima penghargaan Tokoh Inspiratif dalam Anugerah Hari Sastra Indonesia. Penghargaan ini diberikan pada saat perayaan Hari Sastra Nasional pada 3 Juli 2013 di Balai Budaya Pusat Bahasa, Rawamangun, Jakarta. Anies mendapat penghargaan kategori tokoh inspiratif. Anies dirasa memiliki track record serta kepedulian dalam memperjuangkan kemajuan untuk Indonesia.
Internasional

    Gerald Maryanov Award

Pada 2004 Anies Baswedan menerima penghargaan Gerald Maryanov Fellow dari Departemen Ilmu Politik Universitas Northern Illinois.

    100 Intelektual Publik Dunia

Pada 2008 Majalah Foreign Policy memasukkan Anies Baswedan dalam 100 Intelektual Publik Dunia. Anies merupakan satu-satunya orang Indonesia yang masuk pada daftar hasil rilis majalah tersebut. Dalam daftar itu nama Anies sejajar dengan tokoh dunia seperti Noam Chomsky (tokoh perdamaian), para penerima nobel seperti Shirin Ebadi, Al Gore, Muhammad Yunus, dan Amartya Sen.[11]

    Young Global Leaders

Jiwa kepemimpinan Anies Baswedan juga membuahkan hasil dengan hadirnya nama Anies dalam salah satu Young Global Leaders pada Februari 2009 yang diberikan oleh World Economic Forum.[11]

    20 Tokoh Pembawa Perubahan Dunia
Dua tahun berselang setelah mendapat penghargaan 100 Intelektual Publik Dunia, pada April 2010, Anies Baswedan terpilih sebagai satu dari 20 tokoh yang membawa perubahan dunia untuk 20 tahun mendatang versi majalah Foresight yang terbit di Jepang. Dalam edisi khusus “20 orang 20 tahun”, Majalah ini menampilkan 20 tokoh yang diperkirakan akan menjadi perhatian dunia. Mereka akan berperan dalam perubahan dunia dua dekade mendatang. Menurut majalah itu Anies Baswedan dinilai sebagai salah satu tokoh calon pemimpin Indonesia masa mendatang. Nama Anies berdampingan dengan Vladimir Putin (Perdana Menteri Rusia), Hugo Chavez (Mantan Presiden Venezuela), David Miliband (Menteri Luar Negeri Inggris), Rahul Gandi (Sekjen Indian National Congress India), serta Paul Ryan (politisi muda Partai Republik dan anggota House of Representative AS).[11]

    PASIAD Education Award

Anies Baswedan menerima penghargaan dari The Association of Social and Economic Solidarity with Pacific Countries (PASIAD) kategori Pendidikan dari Pemerintah Turki pada tahun 2010. Penghargaan ini diberikan kepada pengajar, pelajar maupun individu yang telah berkontribusi untuk dunia pendidikan. Anies Baswedan menerima penghargaan ini karena telah membuat anak-anak muda terbaik untuk mengajar di daerah terpencil yang jauh dari akses pendidikan melalui program Indonesia Mengajar.[56]

    Nakasone Yasuhiro Award

Anies Baswedan menerima Nakasone Yasuhiro pada Juni 2010. Penghargaan ini diberikan langsung oleh Mantan Perdana Menteri Jepang, Yasuhiro Nakasone. Penghargaan ini diberikan kepada orang-orang visioner yang membawa perubahan dan memiliki daya dobrak, demi tercapainya abad 21 yang lebih cerah. Anies dirasa adalah salah satu sosok visioner tersebut. Hanya beberapa orang asal Indonesia yang pernah menerima penghargaan bergengsi ini, seperti Rizal Sukma (Peneliti CSIS) dan Wayan Karna (Dekan ISI Denpasar).

    500 Muslim Berpengaruh di Dunia

Penghargaan yang diterima Anies Baswedan juga hadir dari kawasan Timur Tengah. The Royal Islamic Strategic Studies Center, Jordania, memasukkan nama Anies dalam daftar The 500 Most Influential Muslims ada Juli 2010. Penghargaan ini diberikan untuk 500 tokoh Muslim paling berpengaruh di dunia.
Kehidupan pribadi
AR Baswedan, kakek Anies Baswedan

Anies merupakan cucu dari pejuang nasional Abdurrahman Baswedan, seorang jurnalis dan diplomat yang pernah menjabat sebagai Wakil Menteri Penerangan pada masa revolusi fisik. Kedua orang tuanya berasal dari kalangan akademis. Ayahnya, Drs. Rasyid Baswedan, merupakan dosen di Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Indonesia, sementara ibunya, Prof. Dr. Aliyah Rasyid, M.Pd. merupakan guru besar di Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi, Universitas Negeri Yogyakarta.

Anies menikah dengan Fery Farhati Ganis, seorang sarjana psikologi dari Universitas Gadjah Mada pada tanggal 11 Mei 1996. Fery mendapat gelar magisternya dalam bidang parenting education dari Northern Illinois University. Pasangan ini dikaruniai empat orang anak: Mutiara Annisa, Mikail Azizi, Kaisar Hakam dan Ismail Hakim.

Profil dan Biografi Yohanan Yambise, Menteri Peranan Wanita

Profil dan Biografi Yohanan Yambise, Menteri Peranan Wanita

Foto Yohanan Yambise
Yohana Susana Yembise, lahir di Manokwari, Papua Barat, 1 Oktober 1958; umur 56 tahun, adalah Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dalam Kabinet Kerja 2014-2019. Ia menjadi sangat dikenal karena menjadi menteri dan guru besar perempuan pertama dari Papua. Sebelum diangkat menjadi menteri, ia adalah seorang profesor di Universitas Cenderawasih.
Pendidikan

Yohana memulai pendidikan dasar di Sekolah Dasar (SD) Padang Bulan Jayapura, tahun 1971. Lalu, melanjutkan ke SMP Negeri 1 Nabire dan selesai tahun 1974. Pendidikan selanjutnya ia selesaikan di bangku SMA Negeri Persiapan Nabire.
Ia melanjutkan pendidikan tingginya di tahun 1985, dengan masuk ke Sarjana Bahasa Inggris, Pendidikan Bahasa dan Seni FKIP Universitas Cenderawasih. Setelah itu dia melanjutkan di linguistik terapan dari Regional Language Center (RELC), SEAMEO Singapura, pada tahun 1992, dan kemudian menyelesaikan program gelar Master di Departemen Pendidikan Simon Fraser University di Kanada pada tahun 1994. Pada tahun 2001, Yo melanjutkan pendidikan Doktoral di Universitas Newcastle, memperoleh gelar Ph.D pada 2006.
Karir

Ia memulai karirnya di bidang pendidikan dengan menjadi asisten dosen di bidang Bahasa dan Seni di Universitas Cenderawasih sejak tahun 1983 hingga 1986. Lalu menjadi dosen tetap sejak 1987 hingga sekarang. Selain menjadi dosen, dia pernah memegang jabatan sebagai kepala Laboratorium Bahasa Uncen pada tahun 1991. Tahun 1992 ia menjadi Diplomat Applied Linguistic TEFL (Dip. TEFL) dari Regional English Language Centre (RELC), SEAMEO Singapore. Ia juga dipercaya sebagai ketua tim seleksi guru bahasa Inggris SMP, SMK, SMA di kabupaten Merauke untuk persiapan pengiriman guru bahasa Inggris ke Sunshine Coast University Australia. Serta menjadi anggota Joint Selection Team (JST) Australian Development Scholarship beasiswa ADS/USAID tahun 2011. Ia aktif dalam kegiatan kesenian yang disponsori badan kesenian Daerah Kabupaten Paniai di Nabire sejak 1974-1978. Pernah menjadi wakil ketua KNPI Kabupaten Paniai tahun 1984. [3] Ia pernah mencalonkan menjadi Bupati Biak Numfor pada tahun tahun 2013
Kehidupan pribadi

Yohana menikah dengan Leo Danuwira[2] dan memiliki tiga orang anak, Marcia (27 tahun). Dina Maria, dan Bernie.

Profil dan Biografi Khofifah Indar Parawansa, Menteri Sosial

Profil dan Biografi Khofifah Indar Parawansa, Menteri Sosial

Foto Khofifah Indar Parawansa
 Dra. Khofifah Indar Parawansa (lahir di Surabaya, Jawa Timur, 19 Mei 1965; umur 49 tahun) adalah Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan pada Kabinet Persatuan Nasional. Ia meraih gelar sarjana pada tahun 1990 dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Airlangga, Surabaya.

Pendidikan

    SD Taquma (1972-1978)
    SMP Khodijah – Surabaya (1978-1981)
    SMA Khodijah – Surabaya (1981-1984)
    Strata I Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Airlangga, Surabaya (1984-1991)
    Strata I Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah, Surabaya (1984-1989)
    Strata II Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia, Jakarta (1993-1997)

Karier

    Pimpinan Fraksi Partai Persatuan Pembangunan DPR RI (1992-1997)
    Pimpinan Komisi VIII DPR RI (1995-1997)
    Anggota Komisi II DPR RI (1997-1998)
    Wakil Ketua DPR RI (1999)
    Sekretaris Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa MPR RI (1999)
    Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan (1999-2001)
    Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (1999-2001)
    Ketua Komisi VII DPR RI (2004-2006)
    Ketua Fraksi Kebangkitan Bangsa MPR RI (2004- 2006)
    Anggota Komisi VII DPR RI (2006)
    Menteri Sosial Kabinet Kerja (2014 - kini)

Forum Internasional

    Studi banding pada penyiapan ratifikasi “Convention Against Illicit Trafic Psychotropic and Narcotic Drug” di Austria dan Belanda, yang diselenggarakan Internati onal Narcotic Control Board, Perserikatan Bangsa-Bangsa, di Wina, Austria, 1996.
    Studi banding Antar-Parlemen di Mongolia, 1994
    Ketua Delegasi Republik Indonesia dalam “Women 2000, Gender Equality, Development and Peace for the Conventi on on The Elliminati on of All Forms of Discriminati on Against Women” di Markas Besar Perserikatan Bangsa-Bangsa, New York, Amerika Serikat, 28 Febuari 2000.
    Ketua Delegasi Republik Indonesia dalam “Women 2000, Gender Equality, Development and Peace for the Twenty First Country”: Beijing +5) Sidang Khusus ke-23 Majelis Umum Perserikatan Bangsa- Bangsa, di New York, Amerika Serikat, 5-9 Juni 2000.
    Ketua Delegasi Republik Indonesia pada pertemuan The Exchanges and Cooperati on in the Field of Family Planing Between China and Indonesia, 9-11 April 2001.
    Ketua Delegasi Republik Indonesia pada Pertemuan Konsultasi Tingkat Menteri Asia-Pasifik di Beijing, China, pada 14-16 Mei 2001.
    Menjadi narasumber pada Conference G ender Equity and Development in Indonesia yang diselenggarakan The Australian Nasional University, di Canberra, Australia, pada 21-22 September 2001.
    Menjadi narasumber pada Conference On Women In Islam As Role Model di Berlin, Jerman, pada 24-26 Mei 2004.
    Menjadi peserta World Council of Churches di Brazil, 15-21 Februari 2006.
    Menjadi narasumber utama pada Commission on the Advancement of Women, Commission on the Status of Women, di Markas Besar Perserikatan Bangsa-Bangsa, New York, Amerika Serikat, 1-2 Maret 2006.
    Menjadi narasumber pada International Conference on Parliaments, Crisis Preventi on and Recovery, hosted by UNDP and the Government of Representatives of Belgium, 19-21 April 2006.
    Menjadi narasumber pada Internati onal Conference of Islamic Scholars di Jakarta, Indonesia, Mei 2006.
    Menjadi narasumber di Muktamar ke-5 Pertumbuhan- Pertumbuhan Perempuan Islam Dunia Islam Kontemporari di Shah Alam, Selanggor, Darul Ehsan, Malaysia, pada 13-15 Agustus 2006.

Pidato Monumental Anti Orba

Nama Khofifah mulai populer di panggung nasional setelah membacakan pidato sikap Fraksi Persatuan Pembangunan (F-PP) dalam SU MPR 1998. Pidato Khofifah itu sangat monumental karena merupakan pidato kritis pertama terhadap Orde Baru di ajang resmi selevel Sidang Umum MPR.

Khofifah berbicara kritis. Dia mengkritik Pemilu 1997 yang penuh kecurangan. Perempuan cerdas itu melontarkan ide-ide demokratisasi. Dia juga berbicara lantang seperti para mahasiswa yang marak demonstrasi di jalan. Mungkin Khofifah masih terbawa oleh suasana sebagai mahasiswa. Maklum, saat itu umurnya masih muda, 33 tahun. Pidato Khofifah memang sangat monumental. Para anggota MPR yang didominasi Fraksi Karya Pembangunan (Golkar), Fraksi ABRI, dan Fraksi Utusan Golongan terperanjat dengan pidato yang menohok jantung Orde Baru itu.

Yang paling terkejut adalah Fraksi ABRI. Maklum, yang dibacakan Khofifah sangat berbeda dengan naskah yang diterima oleh Cilangkap (Mabes ABRI) dari FPP. Di era Orba semua pidato di depan institusi resmi atau di depan publik terlebih dahulu diserahkan ke Cilangkap . Mengapa naskah pidato yang dibacakan Khofifah berbeda dengan yang diserahkan ke Cilangkap? Ternyata ada ceritanya. Setelah ditunjuk menjadi juru bicara FPP, perempuan kelahiran Surabaya itu menerima naskah pidato resmi. Salinan pidato itu juga diserahkan ke Cilangkap.

Khofifah mempunyai kebiasaan selalu membaca berulang-ulang sebelum tampil di muka umum. Bahkan, di rumahnya pun dia membuat simulasi. Isi pidatonya memang memuji-muji pemerintah Soeharto. "Bahkan, pembantu saya berkomentar, kok hanya memuji," cerita Khofifah.

Sebelum dibacakan di depan MPR, naskah itu juga dibaca secara resmi dalam forum internal anggota FPP. Di depan koleganya itu, suara Khofifah tak keluar. Sejumlah anggota FPP langsung mengusulkan agar Khofifah diganti. Namun, beberapa tokoh senior FPP saat itu, seperti Yusuf Syakir dan Hamzah Haz, tetap mempertahankan Khofifah. Lantas, Khofifah diajak bertemu dengan Ismael Hasan Metareum (ketua umum PPP) waktu itu.

Khofifah ditanya apa yang menyebabkan suaranya tak keluar. "Isi naskah tak sesuai dengan hati nurani saya," jawab Khofifah. Dia tidak sreg dengan pidato yang memuji Orba itu. Lantas, para pemimpin PPP memutuskan merombak naskah pidato tersebut biar suara Khofifah keluar. Urusan merombaknya pun diserahkan kepada yang membaca.

"Saya langsung merombaknya. Saya tulis sesuai dengan hati nurani. Sekitar 90 persen isi naskah yang saya ganti," cerita Khofifah. Saat naik ke podium SU MPR, Khofifah begitu percaya diri. Dia berbicara dengan lantang. Mengkritisi gaya pemerintah yang mengekang demokratisasi. Mengungkit pemilu yang berada dalam kekangan pemerintah.

Para penonton TV di rumah yang saat itu sudah dijangkiti sikap apatis terhadap Orba pun bertepuk tangan. TV diperbolehkan siaran langsung karena salinan pidato Khofifah sudah diserahkan ke Cilangkap. Tapi, kenyataannya, pidato yang dibacakan perempuan lulusan Unair itu berbeda dengan yang berada di tangan para jenderal.

Turun dari panggung pidato, Khofifah disambut senyum kecut oleh para petinggi F-KP dan F-ABRI yang duduk di depan. Bahkan, sejumlah jenderal langsung menegurnya karena mengungkit-ungkit pemilu yang telah berlalu.

Khofifah pulang ke Hotel Sahid, tempat markas FPP. Namun, suami tercintanya, Indar Parawansa, meminta Khofifah beristirahat di rumah. Dia khawatir terjadi sesuatu yang tak diinginkan.

Pidato Khofifah itu menjadi catatan sejarah. Itu pidato formal di forum formal yang secara terbuka mengkritik rezim Soeharto yang tengah berkuasa. Pidato yang mengangkat Khofifah menjadi politikus yang disegani di tanah air.
Bergabung dengan PKB
Perubahan peta politik pasca lengsernya orde baru membuat Khofifah keluar dari PPP. Merasa kiprahnya di dunia politik dihantarkan oleh NU, Khofifah hijrah ke Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), partai yang didirikan oleh tokoh-tokoh NU pada awal era reformasi.

Selanjutnya, Pada 1998-2000 ia kembali duduk di DPR sebagai wakil PKB. Sinar kariernya terlihat semakin terang saat ditunjuk sebagai Menteri Pemberdayaan Perempuan di era presiden KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur.

Bagi Khofifah partai adalah kendaraan. Sementara NU adalah rumah bagi dirinya. Karena itu, meski aktif di partai, Khofifah tetap mendedikasikan hidupnya untuk NU, organisasi yang selama ini berperan besar membesarkan namanya.

Meski kini ia tak lagi menjabat sebagai Menteri Pemberdayaan Perempuan, Khofifah tetap getol bicara isu perempuan. Kegiatan yang digelutinya pun tetap seabrek. Kegiatan kunjungan ke daerah-daerah sangat padat. Kondisi itu membuatnya kerap tinggal jauh dari suami serta empat orang anaknya.

Untunglah suami, Indar Parawansa memberikan ruang bagi Khofifah untuk berekspresi. Bila sedang tidak bertugas, sang suami yang berprofesi sebagai PNS biasanya ikut mendampingi Khofifah bila ia berkunjung ke luar kota.

Saking sibuknya, ia pernah diprotes oleh anak pertamanya yang waktu itu masih TK. Saat itu, kegiatan PKB yang baru berdiri sangat banyak, sampai-sampai ia tak bisa pulang hingga 20 hari lamanya. Protes yang dilayangkan anaknya pun tergolong unik, yaitu dengan menulis di tembok dengan tulisan besar-besar.

”Ibu, bubarkan saja partainya. Ibu nggak pernah pulang!” ungkap Khofifah soal protes anaknya itu.

Khofifah paham perasaan anaknya. Dengan lembut, ia mencoba memberikan pengertian pada si sulung. Akhirnya anaknya mengerti. Untuk memberi pengertian pada anak-anaknya, Khofifah punya cara tersendiri. Kadang ia mengajak anaknya melihat aktivitasnya di luar rumah, hingga mereka pun akhirnya paham betul dengan kesibukan ibunya di luar rumah.

Hingga kini, Khofifah masih dipercaya menjadi Ketua Umum Muslimat NU. sudah dua periode ia memimpin organisasi perempuan terbesar di Indonesia tersebut. Meski tiap hari disibukkan dengan aktivitas politik, Khofifah tetap pandai mengatur waktu. Sehingga organisasi yang dipimpinya mengalami banyak kemajuan.

Kongres Muslimat NU tahun 2006 di Batam menjadi ujian berat baginya. Ia harus bersaing ketat dengan Lily Wahid, adik kandung Gus Dur untuk menduduki jabatan Ketua Umum Muslimat. Namun karena prestasinya, ia terpilih sebagai Ketua Umum untuk yang kedua kalinya. Saat itu, ia memperoleh lebih dari 70 persen suara Pimpinan Wilayah (PW) dan Pimpinan Cabang (PC).

Sejak masih kuliah, ia mengaku telah tertarik dengan isu-isu perempuan. Karena itu, kesempatan menjadi Ketua Umum Muslimat dimanfaatkannya dengan sebaik-baiknya untuk memperjuangkan nasib perempuan.

Soal kiprahnya di politik, ia memilih berjuang dengan masuk ke dalam sistem, karena banyak sekali kebijakan umum yang diputuskan di DPR. Tidak hanya sekadar legislasi tetapi juga berkaitan dengan budget.

Khofifah memberikan peratian lebih terhadap kasus kematian ibu melahirkan yang masih sangat tinggi di Indonesia. Kematian ibu melahirkan di Indonesia mencapai 307/100 ribu per kelahiran hidup. Jumlah tersebut bisa berkurang, jika ada peningkatan anggaran untuk kesehatan.

“Kalau misalnya ada teman di DPR/DPRD yang memahami persoalan ini dan ingin ada kebijakan secara spesifik untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi, dia punya peluang dan ruang relatif luas daripada mereka yang ada di luar,” ujarnya.
Keluarga
Suami/istri Ir. H. Indar Parawansa
Anak Fatimahsang Mannagalli Parawansa
Jalaluddin Mannagalli Parawansa
Yusuf Mannagalli Parawansa
Ali Mannagalli Parawansa
Alma mater Universitas Airlangga

Profil Dan Biografi Nila Djuwita Anfasa Moeloek (Nila F Moeloek), Menteri Kesehatan

Profil Dan Biografi Nila Djuwita Anfasa Moeloek (Nila F Moeloek), Menteri Kesehatan

Foto Nila F Moeloek
Nila Djuwita Anfasa Moeloek (lahir di Jakarta, 11 April 1949; umur 65 tahun) adalah Menteri Kesehatan Indonesia yang menjabat dari 27 Oktober 2014 pada Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo. Ia juga seorang ahli oftalmologi (ilmu penyakit mata) dan guru besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Ia adalah ketua umum Dharma Wanita Persatuan Pusat periode 2004-2009  dan istri dari Farid Anfasa Moeloek, Menteri Kesehatan pada Kabinet Reformasi Pembangunan. Ia sempat disebut-sebut menjadi calon kuat Menteri Kesehatan pada Kabinet Indonesia Bersatu II setelah mengikuti proses seleksi calon menteri pada 18 Oktober 2009. Dan menjadi "Utusan Khusus Presiden Republik Indonesia untuk Millennium Development Goals", 2009 - 2014

Profil Dan Biografi Lukman Hakim Saifudin, Menteri Agama

Profil Dan Biografi  Lukman Hakim Saifudin, Menteri Agama

Foto Lukman Hakim Saifudin

Lukman Hakim Saifuddin (lahir di Jakarta, 25 November 1962; umur 51 tahun) adalah Menteri Agama Indonesia yang menjabat sejak 9 Juni 2014. Ia pernah menjadi anggota DPR RI periode 1999-2004, 2004-2009 dan 2009-2014 dari Partai Persatuan Pembangunan mewakili Jawa Tengah. Ia juga pernah menjabat Wakil Ketua MPR RI periode 2009-2014. Lukman Hakim merupakan tokoh NU dan menjabat sebagai Wakil Sekretaris Pimpinan Pusat Lembaga Kemaslahatan Keluarga NU (LKKNU) 1985-1988. Selanjutnya pada tahun 1988-1999 Lukman berkiprah di Lajnah Kajian dan Pengembangan Sumberdaya Manusia (Lakpesdam) NU sebagai Wakil Sekretaris, Kepala Bidang Administrasi Umum, Koordinator Program Kajian dan Penelitian, Koordinator Program Pendidikan dan Pelatihan, hingga menjadi Ketua Badan Pengurus periode 1996-1999.

Pada 9 Juni 2014, Lukman Hakim resmi dilantik oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Menteri Agama menggantikan Suryadharma Ali yang mengundurkan diri karena terlibat kasus dugaan korupsi dana haji di Kementerian Agama.[1] Lukman juga merupakan anak dari Menteri Agama ke-9, Saifuddin Zuhri.

Pendidikan

    SD, SDN Jakarta dan MI Manaratul Ulum Jakarta,
    SMP, SMP Negeri XI Jakarta,
    Pesantren Pondok Modern Darussalam Gontor, Ponorogo, Jawa Timur, 1983
    Sarjana (S1) Universitas Islam As-Syafiiyah, Jakarta, 1990

Karier

    Menteri Agama Republik Indonesia (2014–sekarang)
    Wakil Ketua MPR RI periode 2009–2014
    Anggota DPR RI periode 2004–2009
    Anggota DPR RI periode 1999–2004
    Anggota DPR RI periode 1997–1999
    Project Manager Helen Keller International, Jakarta, 1995–1997
    Kepala Program Kajian Lakpesdam NU, 1989–1995

Riwayat organisasi

    Ketua PH DPP PPP (2007-2012)
    Sekretaris PH DPP PPP (2003-2007)
    Ketua Lembaga Pusat Pendidikan dan Pelatihan DPP PPP (1999-2003)
    Anggota Pengurus Lembaga Pusdiklat DPP PPP (1994-1999)
    Sekretaris Forum Konstitusi (2004-sekarang)
    Ketua Badan Pengurus Lakpesdam NU (1992-1995)
    Wakil Sekretaris PP-LKKNU (1985-1988)
    Sekum YISC Al-Azhar (1985-1988)
    Wakil Ketua Bidang Pengembangan Program Yayasan Saifuddin Zuhri (1994-sekarang)
Keluarga 
Suami/istri Trisna Willy
Anak Naufal Zilal Kemal
Zahira Humaira
Sabilla Salsabilla
Agama Islam

Profil Dan Biografi Siti Nurbaya, Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup

Siti Nurbaya, Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup
Foto siti Nurbaya
Presiden Joko Widodo, Minggu (26/10) mengumumkan kabinetnya. Profil Dan Biografi Siti Nurbaya, Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup Jokowi
Nama                            : Siti Nurbaya Bakar
Tempat dan Tanggal Lahir: Jakarta, 28 Agustus 1956 (58 tahun)
Pendidikan Terakhir         : Doktor dari Institut Pertanian Bogor
Jabatan Terakhir             : Ketua DPP Partai Nasdem

Profil dan Biografi Basuki Hadimuljono, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Jokowi

Profil dan Biografi Basuki Hadimuljono, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Jokowi



Dr. Ir M. Basuki Hadimuljono, M.Sc (lahir di Surakarta, 5 November 1954; umur 59 tahun) adalah Menteri PU dan Perumahan Rakyat pada Kabinet Kerja Jokowi 2014 - 2019.
Basuki Hadimuljono lahir pada 5 November 1954 di Surakarta, Indonesia.  Ayahnya adalah seorang anggota TNI Angkatan Darat (AD).

Basuki kecil sering berpindah-pindah tempat. Hal ini dikarenakan pekerjaan yang dijabat oleh ayahnya.

Pada 1963-1968, ayahnya bertugas di Palembang, Sumatera Selatan. Ia  harus menghabiskan masa-masa sekolah dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di sana.

Sebelum tamat SMP di Palembang, Basuki harus pindah ke Irian Jaya. Mau tak mau, ia pun harus berpindah sekolah lagi dan beradaptasi dengan teman serta lingkungan barunya di sana.

Sebelum lulus Sekolah Menegah Atas (SMA), Basuki remaja harus  pindah ke Surabaya. SMA Negeri 5 adalah sekolah yang ia pilih sebagai tempat untuk membentuk kualitas intelektualnya di Surabaya.

Basuki meraih  gelar Sarjana (S1) Teknik Geologi dari Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta pada 1979. Kemudian ia melanjutkan  Magister (S2) dan  Doktor (S3) Teknik Sipil di Colorado State University, USA mengambil bidang pengairan. Ia memperoleh beasiswa S2 dan S3 tersebut dari Departemen Pekerjaan Umum, tempat di mana ia bekerja hingga sekarang.

Jenjang karir yang pernah dijabat Basuki adalah Komisaris Utama PT Wijaya Karya (Persero) Tbk  sejak 1 Mei 2012. Basuki juga pernah menjabat sebagai Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pekerjaan Umum periode 2005 – 2007.

Setelah itu, ia menjabat sebagai Inspektur Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum periode 2007 – 2013. Terakhir, ia menjabat sebagai Direktur Jenderal Penataan Ruang Kementerian Pekerjaan Umum periode 2013 hingga sekarang.

Pada masa pemerintahan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono, Basuki pernah dipercaya untuk menjadi tim penanggulangan lumpur Lapindo, Porong, Jawa Timur. Ia mulai mendatangi lokasi tersebut sejak 8 September 2006. Tugasnya pada saat itu adalah memantau perkembangan penanganan lumpur Lapindo setiap hari.

Profil dan Biografi Hanif Dhakiri, Menteri Tenaga Kerja jokowi

Profil dan Biografi Hanif Dhakiri, Menteri Tenaga Kerja jokowi

 
Foto Hanif Dhakiri

Profil
Muhammad Hanif Dhakiri adalah seorang aktivis - politisi muda sekaligus sekretaris Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa yang mengabdi untuk partai tersebut sejak tahun 1998. Pada April 2005, Hanif yang pernah menjabat sebagai konsultan partai sekaligus trainer dan fasilitator dalam berbagai kegiatan politik PKB ini resmi menduduki jabatan Wakil Sekretaris Jenderal Dewan Pengurus Pusat Partai Kebangkitan Bangsa (DPP PKB) untuk periode 2005-2010 disamping menjabat sebagai anggota Lembaga Pendidikan dan Pelatihan tingkat pusat DPP PKB.

Dikenal sebagai pemuda yang aktif dalam berbagai kegiatan organisasi dan kemasyarakatan, pada tahun 2006, Hanif yang juga pernah aktif di Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) ini pun dipercaya untuk memegang jabatan Wakil Ketua Umum Dewan Koordinasi Nasional gerakan Pemuda Partai Kebangkitan Bangsa (DKN Garda Bangsa) Periode 2006-2011, sebuah organisasi sayap pemuda PKB.

Karir politik Hanif berawal ketika ia bergabung sebagai aktivis gerakan mahasiswa, di mana ia kemudian menjadi aktivis Lembaga Swadaya Masyarakat. Pengalaman yang ia dapatkan pada akhirnya mengantarkannya menjadi konsultan independen untuk masalah social dan politik. Diantara berbagai lembaga swadaya masyarakat dan organisasi yang telah menjadi rekan kerja Hanif adalah Friedrich Naumann Stiftung (FNS), International Republican Institute (IRI), National Democratic Institute (NDI), Asosiasi DPRD Kabupaten Seluruh Indonesia (ADKASI), Asosiasi DPRD Kota Seluruh Indonesia (ADEKSI).

Hanif yang pernah menjalankan studi pendidikan S-2nya di Universitas Indonesia ini juga telah menulis beberapa buku dan artikel, di antaranya: Menggagas Fiqh Perburuhan (1999), Paulo Freire, Islam dan Pembebasan (2000), Post-tradisionalisme Islam (2000), Politik Melayani Basis (2001), Menjadi Politisi Manajer (2001), Kiai Kampung dan Demokrasi Lokal (2007), Mengapa Memilih PKB? (2008).

Riset dan analisis: Fidelia Fitri
KARIR
  • Anggota DPR RI (2009)
  • Staf Khusus Menakertrans (2006)

Profil dan Biografi Amran Sulaiman, Menteri Pertanian

Profil dan Biografi Amran Sulaiman, Menteri Pertanian


DR. IR. H. Andi Amran Sulaiman, MP (lahir di Bone, 27 April 1968; umur 46 tahun) adalah Menteri Pertanian dalam Kabinet Kerja 2014 - 2019.
 abatan terakhir
CEO PT Tiran Group
Pendidikan:
SD Impres 10 Mappesangka, Bone
SMP Negeri Ponre, Bone
SMA Negeri Lappariaja, Bone
Fakultas Pertanian Unhas 1988-1993 (Penerima Hak Paten/Penemu)
Pasca Sarjana Pertanian Unhas 2002-2003 (Cum laude)
Program Doktor Ilmu Pertanian Unhas 2008-2012 (Cumlaude)
Kursus dan Seminar:
- Presentase Pengendalian Hama Tikus di Istana Presiden, Jakarta 1996
- SUSKALAK-PIM di Pakkatto, Gowa, Sulsel, 1997
- Presentase Pengendalian Hama Tikus untuk Kalteng di Istana presiden, Jakarta, 1999
- Studi Banding di Singapura, 2002
- Seminar Internasional Palm Oil Belt di Malaysia 2002
- Studi Banding di Bangkok, Thailand, 2009
- Kunjungan ke Sutech Engineering Co. Ltd (Perusahaan perakitan mesin pabrik gula) untuk transaksi pembelian Pabrik Gula dan Erawan Power (Pabrik Gula Terbesar di Thailand), 2014
Surat Penghargaan:
- Hak Paten Alat Empos Tikus “Alpostran” dari Menteri Kehakiman RI, 1995
- Surat Izin Khusus Pestisida Tiran 58PS dari Menteri Pertanian RI, 1997
- Surat Izin Tetap Pestisida Tiran 58PS dari Menteri Pertanian RI, 1998
- Tanda Kehormatan Satyalancana Pembangunan di Bidang Wirausaha Pertanian dari Presiden RI, 2007
- Penghargaan FKPTPI Award tahun 2011 di Bali.
- Surat Izin Tetap Pestisida, Ammikus 65PS dari Menteri Pertanian RI, 2011
- Surat Izin Tetap Pestisida Ranmikus 59PS dari Menteri Pertanian RI, 2012
- Surat Izin Tetap Pestisida Timikus 64PS dari Menteri Pertanian RI, 2012
- Hak Paten Alpostran (Alat Empos Tikus modifikasi) dari Menteri KehakimaN 2014
Keluarga:
Istri: IR. Hj. Martati
Anak:
Andi Amar Ma’ruf,
Andi Athira,
Andi Muh. Anugrah,
Andi Humairah

Profil Dan Biografi Rahmat Gobel, Menteri Perdagangan jokowi

Profil Dan Biografi Rahmat Gobel, Menteri Perdagangan jokowi



Rachmat Gobel (lahir di Jakarta, 3 September 1962; umur 52 tahun[1]) adalah pengusaha Indonesia. Ia merupakan generasi kedua dari keluarga Gobel yang mengendalikan perusahaan National Gobel Group yang sekarang bernama Panasonic Gobel Group.[1]

Di saat krisis multi dimensi melanda Indonesia tahun 1998, banyak kelompok perusahaan besar terpuruk. Hanya segelintir perusahaan yang bisa bertahan dan berkembang pada masa krisis tersebut, yaitu mereka yang punya keuletan dan ketrampilan manajemen, serta visi ke depan. Kelompok Usaha Gobel, yang dipimpin oleh Rachmat Gobel merupakan salah satu di antaranya. Sebagai bukti nyata, perusahaan induk PT. Gobel International dan Matsushita Electric Industrial Co.,Ltd. (perusahaan induk Matsushita Group, sekarang Panasonic Group), di masa krisis itu justru setuju dan sepakat untuk memperpanjang perjanjian kerjasama joint venture–nya, di bawah bendera PT. National Gobel (sekarang PT. Panasonic Manafacturing Indonesia). Hal ini menunjukkan komitmen dan rasa saling percaya yang luar biasa, di antara keduanya.

Jiwa kepemimpinan dan kewibawaan yang dimiliki oleh Rachmat Gobel tidak datang secara tiba-tiba. Sedari kecil ia telah dididik untuk menjadi pewaris dan pemimpin dari perusahaan Kelompok Usaha Gobel, yang didirikan dan dipimpin oleh Alm. Drs. H. Thayeb Mohammad Gobel, ayahandanya.

Rachmat Gobel adalah anak ke lima dan putra laki-laki pertama dari pasangan Alm. Drs. H. Thayeb Mohammad Gobel dan Almh. Annie Nento Gobel. Alm. Drs. H. Thayeb Mohammad Gobel disamping pendiri dari Kelompok Usaha Gobel, adalah juga perintis industri elektronika di Indonesia. Rachmat Gobel menikah dengan Retno Damayanti dan telah dikaruniai dua orang anak, yaitu Nurfitria Sekarwillis Kusumawardhani dan Mohammad Arif Gobel.

Dari usia muda, ayahnya telah menanamkan prinsip kerja keras. Di masa liburan sekolah, setiap pagi Rachmat diperintahkan berangkat mengikuti latihan bekerja di pabrik sehari penuh, mengikuti ritme hidup sebagaimana layaknya seorang karyawan pabrik. Pada saat itulah, ayahnya mulai mengajaknya berdiskusi dan bertukar pikiran mengenai berbagai macam persoalan di seputar dunia usaha.

Setelah tamat dari Sekolah Menengah Atas di Jakarta pada 1981, Rachmat Gobel - atas kemauannya sendiri - memilih untuk melanjutkan kuliahnya di Jepang ketimbang di Amerika Serikat. Chuo University di Tokyo,Jepang, menjadi tempat pilihan dirinya dalam menimba ilmu. Keputusan tersebut diambilnya dengan pertimbangan, bahwa dengan belajar di Jepang dirinya tidak hanya akan mendapatkan ilmu, namun juga dapat mempelajari bahasa dan budaya Jepang. Hal ini tentunya akan memperlancar komunikasi dan hubungan dengan rekan utama bisnis Kelompok Usaha Gobel, yaitu Matsushita Group (sekarang Panasonic Group), yang berasal dari negeri matahari terbit itu.

Satu setengah tahun pertama di Jepang, Rachmat Gobel mendalami bahasa negara itu. Empat tahun kemudian ia berhasil menyelesaikan kuliahnya pada jurusan Perdagangan Internasional. Setelah itu ia memutuskan untuk menjalani praktek kerja di kantor pusat Matsushita Group, yang terletak di kota Osaka. Selama dua tahun ia menjalani praktek kerja tersebut dan ditempatkan di berbagai divisi dalam group tersebut.[2] [3]

Pada masa menjalani praktek kerja inilah, Drs. H. Thayeb Mohammad Gobel menghadap sang Khalik tepatnya pada tanggal 21 Juli 1984, dan Rachmat Gobel dipanggil kembali ke tanah air untuk melepas kepergian ayahnya. Musibah tersebut datang beberapa hari setelah peresmian berdirinya Yayasan Pendidikan Matsushita Gobel (sekarang Yayasan Matsushita Gobel), yang merupakan impian almarhum yang baru tercapai.

Pada tahun 1989, Rachmat Gobel secara tetap kembali ke Indonesia dan langsung menduduki posisi Asisten Presiden Direktur di PT. National Gobel (sekarang PT. Panasonic Manafacturing Indonesia). Perusahaan ini merupakan perusahaan joint venture pertama antara pihak Jepang dengan Indonesia di bidang industri manufaktur elektronika, yang berdiri pada tahun 1970. Pada tahun 1991 Rachmat secara resmi diangkat menjadi anggota Dewan Direksi yang memiliki kewenangan penuh atas perencanaan manajemen perusahaan. [2] Ia terus berupaya ‘mempertahankan’ perusahaan warisan ayahnya ini. Ia bukan saja mengelola bisnisnya agar tetap bertahan di tengah masa krisis, namun juga berusaha membangun perusahaan sekaligus membangun tempat kerja bagi banyak orang.[1] Berbekal filosofi pohon pisang dari ayahnya dan filosofi air mengalir dari keran dari Konosuke Matsushita, rekan kerja ayahnya dan juga pendiri Panasonic Corporation - Jepang. Rachmat mampu mejalankan bisnis warisan itu dengan baik. Sehingga, perusahaannya mampu berkembang dan menciptakan berbagai produk yang berkualitas sesuai dengan kebutuhan pasar.[1]

Pada tahun 1993, ia diangkat menjadi Wakil Presiden Direktur PT. National Gobel (sekarang PT. Panasonic Manufacturing Indonesia) dan Presiden Direktur PT. National Panasonic Gobel (sekarang PT.Panasonic Gobel Indonesia) yang merupakan perusahaan joint venture khusus didirikan untuk menangani pemasaran dan penjualan barang-barang elektronika merek "National – Panasonic - Technic" (sekarang “Panasonic”). Sejak tahun 2002 Rachmat menjabat sebagai Komisaris PT. National Gobel (sekarang PT. Panasonic Manufacturing Indonesia), sedangkan jabatan Komisaris Utama PT. Panasonic Gobel Indonesia diembannya sejak tahun 2004.

Pada awal tahun 90-an, di saat pertumbuhan ekonomi Indonesia sedang tumbuh dengan pesat, Rachmat Gobel melihat adanya peluang untuk melakukan ekspansi Kelompok Usaha Gobel dengan dimotori oleh perusahaan-perusahaan Matsushita – Gobel (sekarang Panasonic – Gobel). Ekspansi tersebut didasari atas pertimbangan untuk mengembangkan usaha-usaha yang tadinya hanya berorientasi lokal menjadi juga berorientasi ekspor, seiring dengan kebijakan pemerintah saat itu.

Rachmat Gobel juga aktif terlibat menggalakkan pembinaan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM). Atas peran aktif, kesungguhan sikap dan upaya menyukseskan pembinaan serta pengembangan Koperasi dan UKM, pada tanggal 1997 Departemen Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil RI menganugerahkan penghargaan “Bakti Koperasi dan Pengusaha Kecil”.

Rachmat tidak hanya menuangkan pikiran dalam kegiatan usaha. Sejak 1999 dia mulai aktif di asosiasi pengusaha, saat dipercaya sebagai Ketua Umum Gabungan Perusahaan Industri Elektronika Indonesia (GABEL) periode 1998 – 2003 dan 2003 – 2009. Pada 2010 terpilih sebagai Ketua Umum Federasi Asosiasi-asosiasi Industri Berbasis Elektronika dan Telematika (F-GABEL) untuk periode 2010 – 2014.

Pada 2002, Ketua Umum Kadin Indonesia yang ketika itu dipegang oleh Aburizal Bakrie mempercayai Rachmat Gobel untuk duduk sebagai Ketua Kadin Indonesia Bidang Industri Logam, Mesin, Kimia dan Elektronika. Ketika pergantian kepemimpinan Kadin Indonesia kepada Ketua Umum Mohamad Suleman Hidayat pada Februari 2004, Rachmat tetap dipercaya untuk memegang jabatan strategis sebagai Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia - Koordinator Bidang Industri, Teknologi dan Kelautan periode 2004-2008. Pada masa kepemimpinan kedua, Ketua Umum Mohamad Suleman Hidayat, masih mempercayai Rachmat untuk menjabat Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia - Koordinator Bidang Perindustrian, Riset dan Teknologi periode 2008-2010.

Sejak pertama aktif di Kadin Indonesia, Rachmat banyak melakukan kunjungan ke sentra industri di berbagai daerah. Kunjungan ini tidak hanya untuk mengetahui secara langsung permasalahan yang dihadapi oleh para pelaku industri setempat, tapi sekaligus mencarikan jalan pemecahannya.

Bahkan sejak 2006, Rachmat Gobel mulai mendorong tradisi baru bersama Ketua Umum Kadin Indonesia Mohamad Suleman Hidayat, menggelar serangkaian roundtable discussion dengan asosiasi-asosiasi industri untuk menyusun VISI 2030 dan RoadMap 2010 Industri Nasional. Melalui visi ini diharapkan dapat diciptakan komitmen bersama seluruh pemangku kepentingan, untuk meningkatkan Daya Saing Industri Nasional. VISI 2030 dan RoadMap 2010 Industri Nasional, telah diperbaharui menjadi RoadMap 2015. Saat ini Rachmat Gobel menjabat sebagai Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia - Koordinator Bidang Infrastruktur dan Ketua DPN Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO).

Pada 2008, secara mengejutkan, Rachmat Gobel dipercaya menjadi mitra strategis Qatar Telecom (Qtel), saat perusahaan Timur Tengah ini mengakuisisi saham PT. Indosat Tbk. Ini prestasi tersendiri, karena kepercayaan itu memberi dia akses lebih luas untuk menggalang jaringan bisnis di tingkat internasional.

Pada tanggal 19 Agustus 2009, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) menganugerahkan gelar “Perekayasa Utama Kehormatan dalam Bidang Teknologi Manufaktur” kepada Rachmat Gobel, atas penilaian lembaga ini terhadap pikiran dan tenaganya yang secara konsisten mendorong pengembangan teknologi industri manufaktur di tanah air. Pada tanggal 22 Desember 2009, Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI menganugerahkan penghargaan “BNSP (Badan Nasional Sertifikasi Profesi) - Competency Award”, atas perannya yang signifikan sebagai tokoh masyarakat dalam menggerakkan, membangun dan meningkatkan kompetensi bangsa.

Sejak 2010 hingga saat ini Rachmat Gobel secara konsisten menyuarakan pentingnya teknologi, industri & produktivitas hijau, melalui serangkaian diskusi/seminar & kunjungan-kunjungan lapangan yang digelar oleh Yayasan Matsushita Gobel, bekerjasama dengan Dewan Nasional Perubahan Iklim (DNPI). Pada tanggal 19 April 2009, Asian Productivity Organization (APO), Tokyo, Jepang, menganugerahkan “Asian Productivity Organization Regional Award” kepada Rachmat Gobel, atas penilaian lembaga ini terhadap kontribusinya dalam mendorong peningkatan produktivitas sektor industri di Indonesia, serta peranannya yang signifikan sebagai pemimpin sektor swasta dalam memperkenalkan pembangunan berkelanjutan melalui produktivitas hijau dan mendorong terjalinnya kemitraan strategis di Asia – Pasific.

Pada tanggal 20 Mei 2010 Rachmat mendapat kepercayaan dari Presiden SBY sebagai salah satu anggota Komite Inovasi Nasional (KIN), suatu komite yang tugasnya membantu Presiden dalam rangka memperkuat sistem inovasi nasional dan mengembangkan budaya inovasi nasional.

Pada tanggal 25 Januari 2012 Rachmat Gobel terpilih sebagai ketua Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI) periode 2012-2015.Pada tahun 2012, Rachmat Gobel memperoleh “Special Achievement Award for Extraordinary Leadership and Personal Commitment to Energy Saving and Industry” dari  Majalah bisnis dan ekonomi WARTA EKONOMI, atas prestasi dan kontribusi positifnya dalam memasyaratkan kegiatan hemat energi, serta pemanfaatan energi baru dan terbarukan.

Tidak sebatas hal terkait dunia usaha, Rachmat Gobel juga telah menyisihkan waktu untuk memberikan apresiasi dan perhatian terhadap berbagai macam bentuk seni budaya tradisional Indonesia, seperti batik, keris, jamu, aneka kerajinan Indonesia lainnya, seni bela diri pencak silat dan seni musik angklung. Berbagai macam usaha ditempuhnya agar seni budaya tradisional dan berbagai kegiatan ekonomi kreatif kita lainnya tersebut, dapat turut bersaing dan tampil di ajang internasional, sehingga mampu menyejajarkan diri dengan seni modern dan hiburan global. Sikap dan langkahnya, riil untuk bangsa ini. Dalam kaitan nasionalisme dan upaya agar citra bangsa kita terangkat, antara lain Rachmat aktor di belakang layar keberhasilan “membujuk” tokoh semacam Bill Gates memakai baju batik saat menemui Presiden SBY. Atas karsa atau tindakannya yang telah mendorong terbentuknya ekonomi kreatif,  pada tahun 2014 Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif memberikan “Anugerah Dharma Cipta Karsa”, sebagai tokoh promosi warisan budaya dan ekonomi kreatif.

Rachmat juga selalu memberikan perhatian khusus kepada perkembangan pembangunan tanah asal leluhurnya Gorontalo, Sulawesi. Atas kepeduliannya, masyarakat setempat menganugerahkan gelar “Ti Bulilango Hunggia” atau “Pemberi Cahaya Negeri” pada tanggal 18 Mei 2000.

Rachmat juga mempunyai perhatian yang luas pada pengembangan sumber daya manusia. Melalui Yayasan Masushita Gobel telah memberikan kontribusi untuk pendidikan tehnik dan kewirausahaan tenaga kerja industri di Indonesia. Yayasan ini berperan sebagai think thank/pusat kajian bagi industri dan mampu berkembang hingga pada tingkatan regional, khususnya dalam mendorong terwujudnya pemerataan ilmu dan pengalaman, guna peningkatan kapabilitas centers of excellence di kawasan ASEAN. Kegiatan ini mendapatkan dukungan penuh dari METI (Ministry of Economy, Trade and Industry) of Japan . Atas peran sertanya tersebut, pada tahun 2002 Rachmat Gobel mendapat anugerah Honorary Doctorate Degree, dari Takushoku University, Tokyo, Jepang.

Jaringannya yang luas di kalangan dunia usaha Jepang dan Indonesia, menempatkan Rachmat Gobel sebagai Ketua Umum Perhimpunan Persahabatan Indonesia Jepang (PPIJ) sejak 2006. Pada tahun 2013, Perum Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) ANTARA menganugerahkan “ANTARA Achievement Award”, sebagai tokoh penting atas terbinanya hubungan baik Indonesia-Jepang. Hal ini terus berlanjut. Atas kontribusinya dalam mempererat persahabatan Indonesia–Jepang dan meningkatkan kesejahteraan kedua bangsa, pada tahun 2014 Rachmat Gobel mendapat anugerah Honorary Doctorate Degree dari Chuo University, Tokyo, Jepang.

Hingga kini dia juga tercatat masih terlibat aktif dalam berbagai macam kegiatan sosial kemasyarakatan, terutama pada bidang yang terkait pada upaya peningkatan kecerdasan bangsa, peningkatan produktivitas tenaga kerja seperti menjadi Ketua Umum Persatuan Alumni dari Jepang (PERSADA) serta Ketua Umum Yayasan Melati-Sakura (YMS), dan juga bidang kemanusiaan sebagai Wakil Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI).

Di bidang olah raga, Rachmat pernah dipercaya sebagai Wakil Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI) periode 2007 – 2011, Ketua Harian Persekutuan Pencak Silat Antarbangsa (Persilat) periode 2004 - 2008, Ketua Harian Pengurus Besar Ikatan Pencak Silat Indonesia (PB IPSI) periode 2003 – 2007. Salah satu prestasi gemilang yang pernah dicapai Rachmat adalah saat menjabat Ketua Harian Indonesia SEA GAMES Organizing Committee (INASOC) 2011, sukses dalam penyelenggaraan pesta olah raga ini. Atas kepedulian terhadap pengembangan olah-raga nasional dan prestasinya dalam menyukseskan pelaksanaan 26th SEA Games 2011 tersebut, pada tahun 2012 Rachmat berturut-turut memperoleh “Anugerah Olah-raga Indonesia” dari Tabloid olah-raga BOLA dan “Man of the Year-Seputar Indonesia Award” dari RCTI– Rajawali Citra Televisi Indonesia.

Daftar isi

    1 Biodata
        1.1 Pendidikan
        1.2 Penghargaan yang Diterima
        1.3 Jabatan dalam Perusahaan
        1.4 Jabatan dalam Organisasi
    2 Referensi
    3 Lihat pula

Biodata

Berikut biodata Rachmat Gobel

Nama Lengkap: Rachmat Gobel

Tempat, Tanggal Lahir: Jakarta, 3 September 1962

Alamat: Jalan Prof Supomo SH No 55 A, Tebet Barat, Jakarta 12810

Agama: Islam

Pekerjaan: Pengusaha

Status Perkawinan: Menikah

Kewarganegaraan: WNI


Pendidikan

    Doktor Kehormatan dari Chuo University, Tokyo, Jepang (2014)
    Doktor Kehormatan dari Takushoku University, Tokyo, Jepang (2002)
    On-the-Job Training, Matsushita Electric Industrial Co., Ltd. Headquarters and Divisions, Osaka, Japan (1988/1989).
    Sarjana Ilmu Perdagangan Internasional, Chuo University, Tokyo, Jepang (1987).

Penghargaan yang Diterima

    “Anugerah Dharma Cipta Karsa”, sebagai tokoh promosi warisan budaya dan ekonomi kreatif,  atas  karsa atau tindakannya yang telah mendorong terbentuknya ekonomi kreatif. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI (2014),
     “ANTARA Achievement Award”, sebagai tokoh penting atas terbinanya hubungan baik Republik Indonesia-Jepang. Perum Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) ANTARA, Jakarta (2013),
     “Tokoh Standardisasi Indonesia”, atas prestasi dan kontribusi dalam pengembangan standar nasional di Indonesia.  Badan Standardisasi Nasional (BSN) (2013).
    “Special Achievement Award for Extraordinary Leadership and Personal Commitment to Energy Saving and Industry”, atas prestasi dan kontribusi positif dalam memasyaratkan kegiatan hemat energi, serta pemanfaatan energi baru dan terbarukan. Majalah bisnis dan ekonomi WARTA EKONOMI, Jakarta (2012}.
     “The Jewel of Muslim World Award”, atas kerja keras dan kontribusi dalam pengembangan ekonomi Islam. Majalah bisnis dan investasi OIC Today Magazine, Organisasi Kerjasama Islam/Organization of Islamic Cooperation, Kuala Lumpur 2012.
    “Anugerah Olah-raga Indonesia”, atas kepedulian terhadap pengembangan olah-raga nasional. Tabloid olah-raga BOLA, Kompas-Gramedia Group, Jakarta (2012).
    “Man of the Year- Seputar Indonesia Award”, atas prestasi dan kontribusi bagi bangsa, khususnya dalam menyukseskan pelaksanaan 26th SEA Games/2011- Jakarta & Palembang. RCTI – Rajawali Citra Televisi Indonesia,  Jakarta (2012).
    “Asian Productivity Organization Regional Award”, atas kontribusi dalam mendorong peningkatan produktivitas sektor industri di Indonesia, serta peranan yang signifikan sebagai pemimpin sektor swasta dalam memperkenalkan pembangunan berkelanjutan melalui produktivitas hijau dan mendorong terjalinnya kemitraan strategis di Asia – Pasific. Asian Productivity Organization (APO), Tokyo, Japan (2011).
    “ANTARA Award” , atas kontribusinya sebagai nara sumber yang mudah diakses untuk pemberitaan yang seimbang tentang kegiatan perekonomian nasional. Perum Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) ANTARA, Jakarta (2010).
    “Perekayasa Utama Kehormatan dalam Bidang Teknologi Manufaktur”, atas konsistensi dalam mendarmabaktikan pikiran dan tenaga pada bidang teknologi manufaktur, yang berimplikasi pada peningkatan perekonomian, kesehjateraan, martabat dan kemandirian bangsa. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) (2009).
    “BNSP (Badan Nasional Sertifikasi Profesi) - Competency Award”, atas peran yang signifikan sebagai tokoh masyarakat dalam menggerakkan, membangun dan meningkatkan kompetensi bangsa. Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI (2009).
    “Bakti Koperasi dan Pengusaha Kecil, atas peran aktif, kesungguhan sikap dan upaya menyukseskan pembinaan serta pengembangan Koperasi dan UKM. Departemen Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil RI (1997).


Jabatan dalam Perusahaan

    1994 – sekarang : Direktur Utama, PT. Gobel International (holding company Kelompok Usaha Gobel).

    2002 – sekarang : Komisaris, PT. Panasonic Manufacturing Indonesia (d/h PT. National Gobel),

    1993 – 2002  : Wakil Direktur Utama, PT. National Gobel,

    1991 – 1993  : Direktur Perencanaan, PT. National Gobel,

    1989 – 1991  : Assisten Direktur Utama, PT. National Gobel.
    2004 - sekarang : Komisaris Utama, PT. Panasonic Gobel Indonesia(d/h PT. National Panasonic Gobel),

    1993 - 2004 : Direktur Utama, PT. National Panasonic Gobel,

    1992 – 1993  : Wakil Direktur Utama, PT. National Panasonic Gobel.

    1998 - sekarang : Komisaris Utama, PT. Panasonic Gobel Energy Indonesia (d/h PT. Matsushita Gobel Battery Industry),

    1994 - 1998  : Direktur, PT. Matsushita Gobel Battery Industry.

    1994 - sekarang : Komisaris Utama, PT. Panasonic Gobel Eco Solutions Manufacturing Indonesia(d/h PT Matsushita Gobel Electric Works Manufacturing).

    1994 - sekarang : Komisaris Utama, PT Panasonic Gobel Eco Solutions Sales Indonesia(d/h PT Matsushita Denko Gobel).

    1995 - sekarang : Komisaris Utama, PT Panasonic Healthcare Indonesia (d/h PT Matsushita Kotobuki Electronic Industries Indonesia).

    2000 - sekarang : Komisaris Utama, PT Nusantara Parkerizing,

    1999 - 2000  : Wakil Komisaris Utama, PT Nusantara Parkerizing.

    2002 - sekarang : Wakil Komisaris Utama, PT Parker Metal Treatment Indonesia.

    2013 – sekarang : Komisaris Utama, PT. Gobel Dharma Nusantara,

    2006 – 2013  : Direktur Utama, PT. Gobel Dharma Nusantara.

    2004 - sekarang : Komisaris, PT. Smart, Tbk.

    2008 - sekarang : Komisaris, PT. Indosat, Tbk. (Agustus 2008, ditunjuk Qatar Telecomm (Qtel) sebagai mitra strategis, sekaligus mewakili kepentingan Qtel dalam jajaran Komisaris PT. Indosat, Tbk.).

    2014 – sekarang : Komisaris Utama, PT Visi Media Asia, Tbk.

Jabatan dalam Organisasi

Profesi "Menteri Perdagangan Kabinet Kerja"

    2014 - sekarang

Komite Inovasi Nasional

    2010 – sekarang : Anggota.

Majelis Wali Amanat (Board of Trustees) Millenium Challenge Account Indonesia (MWA MCA-Indonesia)

    2012– sekarang :  Anggota,mewakili dunia usaha.

Kamar Dagang dan Industri Indonesia

    2013 - sekarang : Wakil Ketua Umum, Koord. Bid. Infrastruktur,
    2010 – 2013  : Wakil Ketua Dewan Penasehat,
    2008 – 2010  : Wakil Ketua Umum, Koord. Bid. Industri, Riset & Teknologi,
    2004 – 2008  : Wakil Ketua Umum, Koord. Bid. Industri, Teknologi & Kelautan,
    2002 – 2004  : Ketua, Koord. Bid. Industri, Logam, Mesin, Kimia & Elektronika,
    1999 – 2001  : Ketua, Kompartemen Elektronika.

Kadin Indonesia Komite Kerjasama Ekonomi Indonesia – Jepang (IJEC)

    2008 – 2010  : Ketua Dewan Pembina,
    2004 – 2008  : Ketua Dewan Pembina.

DPN APINDO (Asosiasi Pengusaha Indonesia)

    2011 – 2013  : Ketua.

Tim HLNS (Hutang Luar Negeri Swasta )/Tim Radius

    1997/1998  : Anggota.

METI (Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia)

    2012 - 2015  : Ketua Umum,

FGABEL (Federasi Asosiasi-asosiasi Industri Berbasis Telematika & Elektronika)

    2010 – sekarang : Ketua Umum.

GABEL (Gabungan Perusahaan Industri Elektronika)

    2009 – sekarang : Ketua Dewan Penasehat,
    2003 – 2009  : Ketua Umum,
    1998 - 2003  : Ketua Umum.

6th ECO PRODUCT INTERNATIONAL FAIR /2010 – Jakarta

    2010 : Ketua Panitia Penyelenggara.


Sosial Kemasyarakatan

PMI (Palang Merah Indonesia)

    2009 – sekarang : Ketua, Koord. Bid. Penggalangan Dana.

PERSADA (Persatuan Alumni dari Jepang)

    2011 – sekarang : Ketua Umum,
    2007 – 2011 : Ketua Umum.

PPIJ(Perhimpunan Persahabatan Indonesia – Jepang)

    2006 – sekarang  : Ketua Umum.



Olah Raga

26th SEA Games/2011 - Jakarta & Palembang

    2011 : Ketua Harian Panitia Pelaksana

KOI (Komite Olimpiade Indonesia)

    2007 – 2011 : Wakil Ketua Umum.

1st Asian Beach Games/2008 - Bali

    2008 : Wakil Ketua Panitia Pelaksana.

PB FORKI (Federasi Olah Raga Karate-do Indonesia/the Indonesian Karate-do Sport Federation)

    2010 – sekarang : Anggota Dewan Penasehat (Council of Advisory).

PB IPSI (Ikatan Pencak Silat Indonesia/the Indonesian Pencak Silat Sport Association)

    2003 - 2007 : Ketua Harian,
    1999 – 2003 : Bendahara Umum.

PERSILAT (Persekutuan Pencak Silat Antar Bangsa/the International Pencak Silat Federation)

    2004 - 2008 : Ketua Harian.

PB. PERPANI (Persatuan Panahan Indonesia/the Indonesian Archery Sport Association)

    2010 – sekarang : Anggota Dewan Penasehat (Council of Advisory).


Pendidikan

MWA – UI (Majelis Wali Amanah Universitas Indonesia)

    2007 - 2012 : Anggota,
    2002 – 2007  : Anggota.

YMS (Yayasan Melati Sakura)

    2007 - sekarang  : Ketua Umum.

YMG (Yayasan Matsushita Gobel)

    2004 – sekarang  : Ketua Dewan Pembina.
 
Copyright 2011. All rights reserved.
artist photos